BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam
proses pengertian yang integralistik, dakwah merupakan proses yang
berkesinambungan yang ditangani oleh para pengemban dakwah dalam rangka
mengubah sasaran dakwah agar bersedida masuk ke jalan Allah, dan secara
bertahap menuju perkehidupan yang Islami. Suatu proses yang berkesinambungan
adalah suatu proses yang bukan insidental atau kebetulan, melainkan benar-benar
direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi secara terus menerus oleh para
pengemban dakwah dalam rangka mengubah perilaku sasaran dakwah sesuai dengan
tujuan-tujuan yang telah dirumuskan. Sudah bukan waktunya lagi, dakwah
dilakukan asal jalan, tanpa sebuah perencanaan yang matang, baik yang
menyangkut materinya, tenaga pelaksanya, ataupun metode yang dipergunakannya.
Memang benar, sudah menjadi sunnatullah bahwa yang hak akan menghancurkan yang
batil (QS. Al-Isra: 81), tetapi sunnatullah ini berkaitan dengan sunnatullah
yang lain, yaitu bahwasannya Allah SWT sangat mencintai dan meridhai kebenaran
yang diperjuangkan dalam sebuah barisan yang rapi dan teratur. (QS. Ash-Shaf:
4) Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering sekali mendengar kata dakwah. Dan
itu sudah tidak asing lagi.Apalagi kita sebagai umat Muslim. Pastinya akan
lebih sering mendengar kata tersebut. Kata dakwah ini memiliki beberapa
sebutan, diantaranya tabligh dan propaganda.
Dilihat sekilas ketiga nama tersebut sama,
namun ada perbedaan diantara ketiganya. Tujuan utama dakwah ialah mewujudkan
kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridai oleh
Allah. Nabi Muhammad SAW mencontohkan dakwah kepada umatnya dengan berbagai
cara melalui lisan, tulisan dan perbuatan. Dimulai dari istrinya, keluarganya,
dan teman-teman karibnya hingga raja-raja yang berkuasa pada saat itu.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa pengertian
dakwah, tabligh dan propaganda?
2.
Apa perbedaan
antara dakwah, tabligh dan propaganda?
C. Tujuan
Pembahasan
1.
Untuk
mengetahui pengertian dakwah, tabligh dan propaganda.
2.
Untuk
mengetahui perbedaan antara dakwah, tabligh dan propaganda.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Dakwah
1.
Pengertian
Da’wah
Secara
etimologis dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu da’a, yad’u, da’wan, du’a,
yang diartikan sebagai mengajak/menyeru, memanggil, seruan, permohonan dan
permintaan. Istilah dakwah ini sering diberi arti yang sama dengan
istilah-istilah tabligh, amr ma’ruf dan nahi mungkar, mau’idzhoh hasanah,
tabsyir, indzar, washiyah, tarbiyah, ta’lim dan khotbah. Setelah mendata
seluruh kata dakwah dapat didefinisikan bahwa dakwah Islam adalah sebagai
kegiatan mengajak, mendorong, dan memotivasi orang lain berdasarkan bashirah
untuk meniti jalan Allah dan istiqoamah dijalan-Nya serta berjuang bersama
meninggikan agama Allah. Oleh karena itu, secara terminologis pengertian dakwah
dimaknai dari aspek positif ajakan tersebut, yaitu ajakan kepada kebaikan dan
keselamatan dunia akhirat. Sementara itu, para ulama memberikan definisi yang
bervariasi mengenai kata dakwah, antara lain :[1]
a. Menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, dakwah adalah mengajak
seseorang agar beriman kepada Allah dan kepada apa yang dibawa oleh para
RasulNya dengan cara membenarkan apa yang mereka beritakan dan mengikuti apa
yang mereka perintahkan.
b. Syaikh Muhammad Ash-Shawwaf mengatakan, ”Dakwah adalah risalah
langit yang diturunkan ke bumi, berupa hidayah sang khaliq kepada makhluk,
yakni dien dan jalan-Nya yang lurus yang sengaja dipilih-Nya dan dijadikan
sebagai jalan satu-satunya untuk bisa selamat kembali kepada-Nya.”
c. Ahmad Ghalwasy dalam bukunya ”ad dakwah al-Islamiyah” mengatakan
bahwa, ilmu dakwah adalah ilmu yang dipakai untuk mengetahui berbagai seni
menyampaikan kandungan ajaran Islam, baik itu akidah, syariat, maupun akhlak.
d. Drs. Muhammad Al-Wakil mendefinisikan, ”Dakwah adalah mengumpul-kan
manusia dalam kebaikan dan menunjukkan mereka jalan yang benar dengan cara amar
ma’ruf dan nahi munkar.”
Dari
beberapa definisi di atas dengan redaksi yang berbeda, namun dapat disimpulkan
bahwa esensi dakwah bukan hanya terbatas pada penjelasan dan penyampaian
semata, namun juga menyentuh pada pembinaan dan takwin (pembentukan) pribadi,
keluarga, dan masyarakat Islam.
2.
Unsur-unsur
Dakwah
Unsur-unsur
dakwah ialah komponen-komponen yang ada dalam setiap kegiatan dakwah.
a.
Da’i (pelaku
dakwah)
Yakni orang
yang melaksanakan dakwah baik secara lisan, tulisan, maupun perbuatan yang
dilakukan baik secara individu, kelompok atau lewat organisasi atau lembaga.
b.
Mad’u (penerima
dakwah)
Yakni manusia
yang menjadi sasaran dakwah, atau manusia penerima dakwah, baik sebagai
individu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama Islam maupun tidak
atau dengan kata lain, dakwah ditujukan kepada seluruh manusia.
c.
Maddah (materi
dakwah)
Yakni isi pesan
atau materi yang disampaikan da’i kepada mad’u.
d.
Washilah (media
dakwah)
Yakni alat yang
digunakan untuk menyampaikan materi dakwah 9ajaran Islam) kepada mad’u.
e.
Metode dakwah
Yakni jalan
atau cara yang dipakai juru dakwah untuk menyampiakan ajaran materi dakwah
Islam. Sesuai denga firman Allah surat An-Nahl ayat 125, menyebutkan bahwa ada
tiga metode dakwah :
a)
Bi al-hikmah,
yaitu berdakwah dengan memperhatikan situasi dan kondisi sasaran dakwah.
b)
Mau’idzotul
Hasanah, yaitu dakwah dengan memberikan nasihat-nasihat atau menyampaikan
ajaran-ajran Islam dengan rasa kasih sayang.
c)
Mujadalah
Billati Hiya Ahsan, yaitu berdakwah dengan cara bertukar pikiran dan membantah
dengan cara yang sebaik-baiknya dengan tidak memberikan tekanan-tekanan yang
memberatan pada komunitas yang menjadi sasaran dakwah.
f.
Atsar Dakwah
Menurut Jalaluddin Rahmat bahwa efek kognitif terjadi bila ada
perubahan pada apa yang dikethui, dipahami atau dipersepsi khalayak.Efek ini
berkaitan dengan tranmisi pengetahuan, ketrampilan, kepercayaan atau informasi.
Efek afektif timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi atau
dibenci khalayak, yang meliputi segala yang berhubungan dengan emisi, sikap
serta niolai. Sedangkan efek behavioral merujuk pada perilaku nyata yang dapat
diamati, yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan berprilaku.
3.
Tujuan
Dakwah
Tujuan dakwah secara umum sebagaimana yang diisyaratkan dalam
Al-quran adalah mengajak umat manusia (mukmin, kafir, musyrik) kepada jalan
yang benar yang diridlai Allah SWT.[2]
Sebagaimana yang digambarkan dalam surat al-’Araf ayat 158 :
ö@è%$yg•ƒr'¯»tƒÚZ$¨Z9$#’ÎoTÎ)ãAqß™u‘«!$#öNà6ö‹s9Î)$·èŠÏHsd“Ï%©!$#¼çms9Ûù=ãBÏNºuq»yJ¡¡9$#ÇÚö‘F{$#ur(Iwtm»s9Î)žwÎ)uqèd¾Ç‘ósãƒàM‹ÏJãƒur((#qãYÏB$t«sù«!$$Î/Ï&Î!qß™u‘urÄcÓÉ<¨Y9$#Çc’ÍhGW{$#”Ï%©!$#ÚÆÏB÷sル!$$Î/¾ÏmÏG»yJÎ=Ÿ2urçnqãèÎ7¨?$#uröNà6¯=yès9šcr߉tGôgs?ÇÊÎÑÈ
Artinya:
“Katakanlah: "Hai manusia Sesungguhnya aku adalah utusan Allah
kepadamu semua, Yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada
Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, Maka
berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang Ummi yang beriman kepada
Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah Dia, supaya
kamu mendapat petunjuk".[3](Q.S. al-’Araf ayat: 158)
Sedangkan
tujuan dakwah secara khusus dapat dikalsifikasikan sebagai berikut :
a.
Mengajak orang
yang belum masuk Islam untuk menerima Islam.
b.
Amr ma’ruf,
perbaikan dan pembangunan masyarakat.
c.
Nahi munkar
adalah muatan dakwah yang berusaha mendorong dan menggerakkan umat manusia
untuk menolak dan meninggalkan hal-hal yang mungkar.
Mukti
Ali berpendapat bahwa tujuan dari pada dakwah adalah menjadikan masyarakat
Islam beriman kepada Allah SWT, jiwanya bersih diikuti perbuatan-perbuatan yang
sesuai dengan ucapan batinya, mengagungkan Allah, dan melakukan
perbuatan-perbuatan baik untuk kepentingan umat manusia dan demi berbakti
kepada Allah SWT.
B.
Tabligh
1.
Pengertian
Tabligh
Dilihat
dari akar katanya, kata Tabligh berasal dari kata kerja (fi`il) Balagha >
yubalighu yang artinya menyampaikan. Sedangkan menurut istilah tabligh adalah
“menyampaikan ajaran-ajaran Islam yang diterima dari Allah, SWT kepada ummat
manusia agar dijadika pedoman hidup supaya memperoleh kebahagian didunia dan
ahirat.”[4]
Tabligh
adalah da’wah Islamiyah dalam bentuk khusus (lisan dan tulisan) untuk
menyampaikan ajaran Islam kepada orang lain. Pelaksananya dinamakan
muballigh/muballighat.[5]Allah
berfirman dalam surat Al-Ahzab ayat 39 :
šúïÏ%©!$#tbqäóÏk=t7ãƒÏM»n=»y™Í‘«!$#¼çmtRöqt±øƒs†urŸwurtböqt±øƒs†#´‰tnr&žwÎ)©!$#34’s"x.ur«!$$Î/$Y7ŠÅ¡ymÇÌÒÈ
Artinya:
”Yaitu orang
yang menyampaikan risalah Allah, dan mereka takut kepada-Nya, dan tidak ada
seorangpun yang mereka takuti kecuali hanya Allah.”[6](Q.S. al-Ahzab ayat: 39)
Jamaah
Tabligh ("Kelompok Penyampai") (Bahasa Arab: جماعة التبليغ , juga
disebut Tabliq) adalah gerakan dakwah Islam dengan tujuan kembali ke ajaran
Islam yang kaffah. Aktivitas mereka tidak hanya terbatas pada satu golongan
Islam saja., Tujuan utama dari gerakan ini adalah membangkitkan jiwa spiritual
dalam diri dan kehidupan setiap muslim. Jamaah Tabligh merupakan pergerakan
non-politik terbesar di seluruh dunia.
Sejarah
Tabligh Jama'ah Tabligh didirikan pada akhir dekade 1920-an oleh Maulana
Muhammad Ilyas Kandhalawi di Mewat, sebuah provinsi diIndia. Ilham untuk
mengabdikan hidupnya total hanya untuk Islam terjadi ketika Maulana Ilyas
melangsungkan Ibadah Haji kedua-nya di Hijaz pada tahun1926. Maulana Ilyas
menyerukan slogannya, ‘Aye Musalmano! Musalman bano’ (dalam bahasa Urdu), yang
artinya 'Wahai umat muslim! Jadilah muslim yang kaffah (menunaikan semua rukun
dan syari'ah seperti yang dicontohkan Rasulullah)'.
Tabligh
resminya bukan merupakan kelompok atau ikatan, tapi gerakan muslim untuk
menjadi muslim yang menjalankan agamanya, dan hanya satu-satunya gerakan Islam
yang tidak memandang asal-usul mahdzab atau aliran pengikutnya. Dalam waktu
kurang dari dua dekade, Jamaah Tabligh berhasil berjalan di Asia Selatan.
Dengan dipimpin oleh Maulana Yusuf, putra Maulana Ilyas sebagai amir/pimpinan
yang kedua, gerakan ini mulai mengembangkan aktivitasnya pada tahun 1946, dan
dalam waktu 20 tahun, penyebarannya telah mencapai Asia Barat Daya dan Asia
Tenggara, Afrika, Eropa, dan Amerika Utara.
Sekali
terbentuk dalam suatu negara, Jamaah Tablih mulai membaur dengan masyarakat
lokal. Meskipun negara barat pertama yang berhasil dijangkau Tabligh adalah
Amerika Serikat, tapi fokus utama mereka adalah di Britania Raya, mengacu
kepada populasi padat orang Asia Selatan disana yang tiba pada tahun 1960-an
dan 1970-an.Jamaah ini mengklaim mereka tidak menerima donasi dana dari manapun
untuk menjalankan aktivitasnya. Biaya operasional Tabligh dibiayai sendiri oleh
pengikutnya.
2.
Latar
Belakang berdirinya jamaah Tabligh
Asy-Syaikh
Saifurrahman bin Ahmad Ad-Dihlawi mengatakan, ”Ketika Muhammad Ilyas melihat
mayoritas orang Meiwat (suku-suku yang tinggal di dekat Delhi, India) jauh dari
ajaran Islam, berbaur dengan orang-orang Majusi para penyembah berhala Hindu,
bahkan bernama dengan nama-nama mereka, serta tidak ada lagi keislaman yang
tersisa kecuali hanya nama dan keturunan, kemudian kebodohan yang kian merata,
tergeraklah hati Muhammad Ilyas.[7]
Pergilah
ia ke Syaikhnya dan Syaikh tarekatnya, seperti Rasyid Ahmad Al-Kanhuhi dan
Asyraf Ali At-Tahanawi untuk membicarakan permasalahan ini. Dan ia pun akhirnya
mendirikan gerakan tabligh di India, atas perintah dan arahan dari para
syaikhnya tersebut.” (Nazhrah 'Abirah I’tibariyyah Haulal Jama'ah At-Tablighiyyah,
hal. 7-8, dinukil dari kitab Jama'atut Tabligh Aqa’iduha Wa Ta’rifuha, karya Sayyid
Thaliburrahman, hal. 19)
Markas
Jamaah Tabligh Markas besar mereka berada di Delhi, tepatnya di daerah
Nizhamuddin. Markas kedua berada di Raywind, sebuah desa di kota Lahore
(Pakistan). Markas ketiga berada di kota Dakka (Bangladesh). Yang menarik, pada
markas-markas mereka yang berada di daratan India itu, terdapat hizb (rajah)
yang berisikan Surat Al-Falaq dan An-Naas, nama Allah yang agung, dan nomor
2-4-6-8 berulang 16 kali dalam bentuk segi empat, yang dikelilingi beberapa
kode yang tidak dimengerti. (Jama’atut Tabligh Mafahim Yajibu AnTushahhah, hal.
14) Yang lebih mengenaskan, mereka mempunyai sebuah masjid di kota Delhi yang
dijadikan markas oleh mereka, di mana di belakangnya terdapat empat buah
kuburan. Dan ini menyerupai orang-orang Yahudi dan Nashrani, di mana mereka
menjadikan kuburan para nabi dan orang-orang shalih dari kalangan mereka
sebagai masjid. Padahal melaknat orang-orang yang menjadikan kuburan sebagai
masjid, bahkan Rasulullah mengkhabarkan bahwasanya mereka adalah sejelek-jelek
makhluk di sisi Allah (Lihat Al-Qaulul Baligh Fit Tahdziri Min Jama’atit
Tabligh, karya Asy-Syaikh Hamud At-Tuwaijiri, hal. 12)
3.
Aktivitas
Dakwah
Markas
internasional pusat tabligh adalah di Nizzamudin, India.Kemudian setiap negara
juga mempunyai markas pusat nasional, dari markas pusat dibagi markas-markas
regional/daerah yang dipimpin oleh seorang Shura.Kemudian dibagi lagi menjadi
ratusan markas kecil yang disebut Halaqah.Kegiatan di Halaqah adalah musyawarah
mingguan, dan sebulan sekali mereka khuruj selama tiga hari.Khuruj adalah
meluangkan waktu untuk secara total berdakwah, yang biasanya dari masjid ke
masjid dan dipimpin oleh seorang Amir. Orang yang khuruj tidak boleh
meninggalkan masjid tanpa seizin Amir khuruj. Tapi para karyawan diperbolehkan
tetap bekerja, dan langsung mengikuti kegiatan sepulang kerja.Orang yang telah
khuruj kemudian disebut Karkun, dan tanpa adanya suatu baiat.[8]
Sewaktu
khuruj, kegiatan diisi dengan ta'lim (membaca hadits atau kisah sahabat,
biasanya dari kitab Fadhail Amal karya Maulana Zakaria), jaulah (mengunjungi
rumah-rumah di sekitar masjid tempat khuruj dengan tujuan mengajak kembali pada
Islam yang kaffah), bayan, mudzakarah (menghafal) 6 sifat sahabat, karkuzari
(memberi laporan harian pada amir), dan musyawarah. Selama masa khuruj, mereka
tidur di masjid. Aktivitas Markas Regional adalah sama, khuruj, namun biasanya
hanya menangani khuruj dalam jangka waktu 40 hari atau 4 bulan saja. Selain itu
mereka juga mengadakan malam Ijtima' (berkumpul), dimana dalam Ijtima' akan
diisi dengan Bayan (ceramah agama) oleh para ulama atau tamu dari luar negeri
yang sedang khuruj disana, dan juga ta'lim wa ta'alum. Setahun sekali, digelar
Ijtima' umum di markas nasional pusat, yang biasanya dihadiri oleh puluhan ribu
Karkun dari seluruh pelosok daerah.Bagi Karkun yang mampu, mereka diharapkan
untuk khuruj ke poros markas pusat (India-Pakistan-Bangladesh/IPB) untuk melihat
suasana keagamaan yang kuat yang mempertebal iman mereka.
Asas 6 sifat
1.
Yakin terhadap
kalimat Thoyyibah Laa ilaaha ilallah Muhammadur rasulullah.
Artinya: Tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad utusan Allah. LaaIlaaha Ilallah
Artinya: Tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad utusan Allah. LaaIlaaha Ilallah
Maksudnya: Mengeluarkan keyakinan pada makhluk dari dalam hati dan
memasukkan keyakinan hanya kepada Allah di dalam hati.
Muhammadar Rasulullah Maksudnya: Mengakui bahwa satu-satunya jalan hidup untuk mendapatkan kejayaan dunia dan akhirat hanya dengan mengikuti cara hidup Rasulullah s.a.w.
Muhammadar Rasulullah Maksudnya: Mengakui bahwa satu-satunya jalan hidup untuk mendapatkan kejayaan dunia dan akhirat hanya dengan mengikuti cara hidup Rasulullah s.a.w.
2.
Shalat khusyu'
dan khudu'.
Artinya: Shalat dengan konsentrasi batin dan rendah diri dengan
mengikuti cara yang dicontohkan Rasulullah.Maksudnya: Membawa sifat-sifat
ketaatan kepada Allah dalam shalat kedalam kehidupan sehari-hari.
3.
Ilmu ma'adz dzikr
Ilmu Artinya: Semua petunjuk yang datang dari Allah melalui Baginda
Rasulullah.
Dzikir Artinya: Mengingat Allah sebagaimana Agungnya Allah.
Dzikir Artinya: Mengingat Allah sebagaimana Agungnya Allah.
Maksudnya Ilmu ma'adz dzikr: Melaksanakan perintah Allah dalam
setiap saat dan keadaan dengan menghadirkan ke-Agungan Allah mengiti cara Rasulullah.
4.
Ikramul Muslimin
Artinya: Memuliakan sesama Muslim.
Maksudnya: Menunaikan kewajiban pada sesama muslim tanpa menuntut
hak daripadanya.
5.
Tashihun Niyah
Artinya: Membersihkan niat.
Maksudnya: Membersihkan niat dalam beramal, semata-mata karena
Allah.
6.
Dakwah dan
tabligh khuruj fii sabiilillah
Dakwah Artinya: Mengajak
Tabligh Artinya: Menyampaikan
Maksudnya: Memperbaiki diri, yaitu menggunakan diri, harta, dan
waktu seperti yang diperintahkan Allah. Dan juga menghidupkan agama pada diri
sendiri dan manusia di seluruh alam dengan menggunakan harta dan diri mereka.
C.
Propaganda
1.
Pengertian
Propaganda
Propaganda
adalah usaha dengan sengaja dan sistematis, untuk membentuk persepsi,
memanipulasi pikiran, dan mengarahkan kelakuan untuk mendapatkan reaksi yang
diinginkan penyebar propaganda (Garth S. Jowett and Victoria O'Donnell,
Propaganda And Persuasion). Dalam Everyman's encyclopedia propaganda merupakan
suatu seni untuk menyebarkan dan meyakinkan suatu kepercayaan, khususnya
kepercayaan agama atau politik. Leonard W. Dobb, sebagai pakar opini publik,
menyatakan bahwa propaganda merupakan usaha-usaha yang dilakukan oleh
individu-individu yang berkepentingan untuk mengontrol sikap kelompok termasuk
dengan cara menggunakan sugesti, sehingga berakibat menjadi kontrol terhadap
kegiatan kelompok tersebut.
Propaganda (dari bahasa Latin modern:
propagare yang berarti mengembangkan atau memekarkan. ) adalah rangkaian pesan
yang bertujuan untuk mempengaruhi pendapat dan kelakuan masyarakat atau
sejumlah orang yang banyak. Propaganda tidak menyampaikan informasi secara
obyektif, tetapi memberikan informasi yang dirancang untuk mempengaruhi pihak
lain.[9]
Propaganda
kadang menyampaikan pesan yang benar, namun seringkali menyesatkan dimana
umumnya isi propaganda lebih menyampaikan fakta-fakta yang pilihan yang dapat
menghasilkan pengaruh tertentu, atau lebih menghasilkan reaksi emosional
daripada reaksi rasional.Tujuannya adalah untuk merubah pikiran kognitif yang
membacanya.
2.
Komponen-komponen
propaganda
a)
Pihak yang
menyebarkan pesan.
b)
Dilakukan
secara terus menerus.
c)
Terdapat proses
penyampaian gagasan, ide/ kepercayaan, atau doktrin.
d)
Mempunyai
tujuan untuk mengubah opini, sikap, dan perilaku individu/ kelompok.
e)
Menggunakan
cara sistematis prosedural dan perencanaan.
f)
Dirancang
sebagai sebuah program dengan tujuan yang kongkrit.
3.
Hubungan
antara Iklan, Humas dan Propaganda
Dalam
bidang periklanan atau kehumasan untuk tujuan komersial, bisa jadi sesuatu itu
bukan murni propaganda, namun dapat mengandung elemen propaganda saat pesan
bertujuan untuk menyesatkan penerima pesan dengan menyembunyikan:
-
Sumber informasi
-
Tujuan informan
-
Sisi lain cerita (hanya satu pihak)
-
Konsekuensi saat pesan ini diadopsi.
4. Teknik-Teknik
Propaganda
a)
Pemberian
julukan (Name calling) adalah penggunaan julukan untuk menjatuhkan seseorang,
istilah, atau ideologi dengan memberinya arti negatif. Contoh: Cap PKI pada
penduduk desa tertentu. (Berakibat penduduk tersebut ditangkap karena menganut
ideologi yang dilarang pada masa pemerintahan orde baru)
b)
Parade dangdut
(Bandwagon) adalah penyampaian pesan yang memiliki implikasi bahwa sebuah
pernyataan atau produk diinginkan oleh banyak orang atau mempunyai dukungan
luas. Contoh: jutaan orang mendukung Aborsi ( perhatikan jumlah orang tempat
tidak disebutkan secara spesifik ).
c)
Teknik transfer
adalah suatu teknik propaganda dimana orang, produk, atau organisasi
diasosiasikan dengan sesuatu yang mempunyai kredibilitas baik/ buruk. Contoh:
Sampoerna Hijau, enaknya rame-rame (baca: rokok diasosiasikan dengan
persahabatan)
d)
Tebang pilih
(Card stacking) adalah suatu teknik pemilihan fakta dan data untuk membangun
kasus dimana yang terlihat hanya satu sisi suatu isyu saja, sementara fakta yang
lain tidak diperlihatkan.
e)
Penyamarataan
yang berkilap (Glittering generalities) adalah teknik dimana sebuah ide, misi,
atau produk diasosiasikan dengan hal baik seperti kebebasan, keadilan, dan
demokrasi. Contoh: Marlboro citarasa Amerika sejati
f)
Manusia biasa
(Plain folks) adalah salah satu teknik propaganda yang menggunakan pendekatan
yang digunakan oleh seseorang untuk menunjukkan bahwa dirinya rendah hati dan
empati dengan penduduk pada umumnya. Cara ini banyak digunakan untuk kampanye
untuk memperoleh kekuasaan politik (kursi presiden, bupati, pemerintah daerah).
Biasanya acara telah dirancang sedemikian rupa saat individu yang dicalonkan
lewat, maka ia akan mencium bayi, bersalaman dengan orang biasa, hingga memeluk
orang papa.
g)
Kesaksian (testimonial) adalah salah satu
teknik propaganda yang paling umum digunakan dimana ditampilkan seseorang yang
untuk bersaksi dengan tujuan mempromosikan produk tertentu, terkadang dalam
kesaksiannya orang yang sama menjelek-jelekkan produk yang lain.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
a.
Dakwah Islam
adalah sebagai kegiatan mengajak, mendorong, dan memotivasi orang lain
berdasarkan bashirah untuk meniti jalan Allah dan istiqoamah dijalan-Nya serta
berjuang bersama meninggikan agama Allah.
b.
Tabligh adalah
da’wah Islamiyah dalam bentuk khusus (lisan dan tulisan) untuk menyampaikan
ajaran Islam kepada orang lain. Pelaksananya dinamakan muballigh/muballighat.
c.
Propaganda merupakan
usaha-usaha yang dilakukan oleh individu-individu yang berkepentingan untuk
mengontrol sikap kelompok termasuk dengan cara menggunakan sugesti, sehingga
berakibat menjadi kontrol terhadap kegiatan kelompok tersebut.
d.
Adapun
perbedaan antara da’wah dan tabligh yaitu: yang paling tinggi dan paling luas
cakupannya adalah dakwah. Di dalam dakwah ada beberapa jenjang aktifitas. Salah
satunya adalah tabligh. Jadi tabligh itu bagian dari dakwah, tetapi dakwah
bukan hanya semata-mata tabligh. Selain tablig, dalam jenjang aktifitas dakwah
juga mengenal taklim. Yang bersifat lebih intensif dari sekedar tabligh. Tabligh
sendiri berarti menyampaikan. Di dalam tabligh, yang menjadi inti masalah
adalah bagaimana agar sebuah informasi tentang agama Islam bisa sampai kepada
objek dakwah. Tapi tidak ada tuntutan lebih jauh untuk mendalami suatu masalah
itu.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Amrullah. 1983. Dakwah
Islam dan Perubahan Sosial. Yogyakarta: Prima Duta
Basit, Abdul. 2005. Wacana Dakwah
Kontemporer. Purwokerto:STAIN Purwokerto Press
Muhammad, Nuh, Sayid. 2000. Dakwah
Fardiyah. Solo: Era Entermedia
Munir. Ilahi, Wahyu. 2006. Manajemen Dakwah. Jakarta: Rahmat Semesta
Munir. Ilahi, Wahyu. 2006. Manajemen Dakwah. Jakarta: Rahmat Semesta
____________.2009.Da’wah
Tabligh dan Propaganda.Online: bisa dilihat di: [http://nieujik.blogspot.com/2009/02/dakwah-tabligh-dan-propaganda.html]
diakses pada tanggal:17 September 2011
Ksismkn2lala. 2010. Tabligh dan
Da’wah.Online: bisa dilihat di: [http://ksismkn2tala.wordpress.com/2010/05/25/tabligh-dan-dakwah/]
diakses pada tanggal: 17 September 2011
Choir, Amri. 2010. Da’wah,
Tabligh dan Propaganda. Online: bisa dilihat di: [http://mantanresidivis.wordpress.com/tag/terminologi-propaganda/]
diakses pada tanggal 17 September 2011
[1]____________.2009.Da’wah
Tabligh dan Propaganda.Online: bisa dilihat di:
[http://nieujik.blogspot.com/2009/02/dakwah-tabligh-dan-propaganda.html]
diakses pada tanggal:17 September 2011
[2]____________.2009.Da’wah
Tabligh dan Propaganda. Bisa dilihat di:
[http://nieujik.blogspot.com/2009/02/dakwah-tabligh-dan-propaganda.html]
diakses pada tanggal:17 September 2011
[3]
Depag RI. 2008.Al-Quran Tajwid dan
Terjemahnya. Depok: Cahaya Qur’an. Hal. 170
[4]Ksismkn2lala.
2010. Tabligh dan Da’wah. Bisa dilihat di:
[http://ksismkn2tala.wordpress.com/2010/05/25/tabligh-dan-dakwah/] diakses pada
tanggal: 17 September 2011
[5] Ibid.,
[6] Hal: 423
[7]____________.2009.Da’wah
Tabligh dan Propaganda. Bisa dilihat
di:[http://nieujik.blogspot.com/2009/02/dakwah-tabligh-dan-propaganda.html]
diakses pada tanggal:17 September 2011
[8]Choir,
Amri. 2010. Da’wah, Tabligh dan Propaganda. Online: bisa dilihat di:
[http://mantanresidivis.wordpress.com/tag/terminologi-propaganda/] diakses pada
tanggal 17 September 2011
[9]Choir,
Amri. 2010. Da’wah, Tabligh dan Propaganda. Online: bisa dilihat di:
[http://mantanresidivis.wordpress.com/tag/terminologi-propaganda/] diakses pada
tanggal 17 September 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar