BAB
I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Pembahasan
Tujuan
adalah hasil akhir yang ingin dicapai dalam setiap aktifitas atau tindakan.
Tujuan di tulisnya makalah ini adalah untuk mendapatkan gambaran secara umum
dan jelas tentang Agama Yahudi bila dibandingkan dengan agama kita yakni agama
Islam. untuk lebih jelasnya maka dapat dirinci dalam tujuan penulisan makalah
ini, yaitu sebagai berikut:
1. Untuk
memahami secara jelas asal-usul, pembawa atau pendiri, sisem ketuhanan agama
Yahudi, kitab-kitab sucinya, madzhab-madzhabnya, dan doktrin-doktrin yang
dikembangkan agama Yahudi.
2. Untuk
mengetahui praktek keagamaanya yang terdiri dari ritual keagamaannya Agama
Yahudi, upacara-upacara keagamaannya, tempat-tempat suci dan bandingannya
dengan Agama Islam.
B. Alasan Pembahasan
Agama Yahudi sebenarnya merupakan
kelanjutan ajaran kewahyuan yang pernah diturunkan oleh Tuhan kepada Nabi
Ibrahim, juga memang agama-agama wahyu dimanapun selalu mempunyai ciri-ciri
yang sama dalam prinsip-prinsip ajarannya.
Dalam apa yang disebut “Perjanjian Ibrahim
dengan Tuhan” telah disebutkan beberapa prinsip tentang kehidupan yang benar,
dan bilamana janji-janji tersebut dipenuhi, tuhan akan memberikan pahala, baik
didunia maupun diakhirat. Misalnya tuhan akan memberikan tanah kana’an yang
subur untuk anak cucu Ibrahim adalah salah satu pemenuhan janji tersebut.
Agama ini dinamakan menurut nama kepala
salah satu suku di Israel, suatu agama yang kemudian dipeluk oleh bangsa Israel
yang sekarang membentuk sebuah Negara yang bernama Negara Israel. Dari segi silsilah
keturunan, memang agama ini dibawa oleh salah seorang nabi yang mempunyai garis
keturunan dari Ishaq, salah satu putra dari nabi Ibrahim. Agama ini telah
berusia lebih dari 33 abad sampai abad ini, oleh karena agama tersebut
diajarkan oleh Musa pada abad ke-13 SM dan kira-kira pada abad ke-4 sesudah
nabi Ibrahim meninggal dunia. Musa sebagai seorang rasulullah adalah dibesarkan
oleh Islam dan Kristen.
Dengan demikian beliau sudah pasti
membawa agama lurus dan haq atas dasar kewahyuan yang diterima dari Allah.
Dengan alasan berbagai macam, sarjana-sarjana Barat yang beragama Kristen
memandang agama Yahudi menjadi induknya agama Islam dan agama Kristen. Tetapi
anehnya pada masa sekarang hanya memperoleh pengikut pada lingkungan terbatas,
yaitu pada bangsa Israel saja yang jumlahnya lebih kurang 4 juta jiwa, itupun
disebabkan oleh adanya perasaan Chauvimisme dan Zionisme.
Berangkat dari argument tersebut diatas,
maka kelompok 1 akan menjelaskan tentang agama yahudi sebagai objek pembahasan pada mata kuliah
Studi Agama-agama.
BAB
II
TINJAUAN
UMUM
A.
Asal-Usul
Agama Yahudi
Yahudi sebenarnya bukanlah nama suatu
agama, tetapi nama suatu bangsa, yaitu bangsa Yahudi; yang biasa juga disebut
bangsa ISRAEL atau IBRANI (hebrew).[1]
Hanya agama yang mereka anut telah dibangsakan kepada nama bangsa mereka,
dengan sebutan; agama yahudi atau agama israil. Untuk mengetahui lebih lanjut
asal usul agama Yahudi, maka perlu untuk mengetahui asal-usul bangsa yahudi itu
sendiri.
a.
Ibrani
Bangsa Ibrani ini muncul pada masa Nabi
Ibrahim, sedangkan bangsa israil/yahudi adalah cabang dari keturunan beliau. Nabi
Ibrahim dilahirkan di kota Ur dari turunan bangsa Kaldan dalam daerah kerajaan Babilon,
ketika bangsa Kaldan telah amat jauh tersesat dalam hal kepercayaan dan akhlak.[2]
Dalam perjuangannya mengajarkan
kebenaran beliau mendapatkan penolakan dari para penguasa, akan tetapi banyak
rakyat jelata yang mengakui kebenaran
ajaran-ajaran yang dibawa Nabi Ibrahim. Sehingga Raja Namrud yang berkuasa pada
masa itu menghukum bakar Nabi Ibrahim.[3]
Ketika Ibrahim dilemparkan ke dalam api,
Allah berfirman kepada api[4]
$uZù=è% â$uZ»t ÎTqä. #Yöt/ $¸J»n=yur #n?tã zOÏdºtö/Î) ÇÏÒÈ
Artinya: “Kami berfirman: "Hai api
menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim",[5]
Para pengikut beliau juga dianiaya,
diburu-buru, dan dikejar-kejar. Akhirnya Nabi Ibrahim dan pengikutnya terpaksa
hijrah meninggalkan tanah airnya, pindah ke negeri lain dimana ia dan
pengikutnya merasa aman dan bebas menegakkan agamanya.
Dalam perjalanan hijrah keluar dari
babilon, akhirnya Ibrahim menuju ke arah barat, melintasi sungai furat
(Eufrat). Disebelah barat sungai furat beliau berhenti, menetap disana beberapa
waktu,kemudia meneruskan perjalanan ke tempat lain.
Oleh karena ia dan pengikutnya keluar
dari babilon menyeberangi sungai dan pindah ke negeri lain,orang-orang Assiria
dan Kan’an menamai mereka dengan Ibrani (menurut bahasa Aramy/Siryany),
artinya; orang yang menyeberangi (pindah).
Setelah mangkat Nabi Ibrahim, putera
beliau yang bernama Ishak melanjutkan tugas belaiu memimpin kaumnya. Dan
setelah Ishak wafat, Ya’kub putera Nabi Ishak meneruskan tugas memimpin bangsa
Ibrani.[6]
b.
Bani
Israil
Nabi Ya’kub mula-mula menetap di negeri
Kan’an (Pelestina) sekarang beliau mempunyai putera dua belas orang. Dari
putera beliau yang 12 itu berkembanglah sangat pesatnya, dan timbul kaum bani
israil (anak cucu israil). Nabi Ya’kub mempunyai nama kehormatan dengan sebutan
Israil artinya: Hamba Allah yang sangat taat.
Atas anjuran yusuf akhirnya nabi ya’kub
dan semua anak cucu beliau hijrah ke negeri mesir. Sewaktu hijrah dari kan’an
ke mesir itu jumlah mereka konon lebih kurang tujuh puluh orang;tetapi dalam
tempo lebih kurang empat ratus tahun, dari anak cucu ya’kub itu telah timbul
suatu golongan bangsa yang baru, hidup, dan berkembang di negeri mesir, yang
jumlah manusianya telah mencapai tiga juta jiwa, terkenal dengan sebutan : Bani
Israil (anak cucu Israil).[7]
c.
Yahudi
Diantara putera ya’kub yang dua belas
itu yang paling banyak keturunannya ialah yahuda, putera beliau yang keempat.
Selain banyak keturunannya, yahuda pun terkemuka pula dalam berbagai hal dari saudara-saudaranya
yang lain.
Oleh karena keturunannya yang banyak
itu, maka diantara turunan dari saudara-saudaranya yang lain yang sedikit jumlahnya,
seperti turunan benyamin, terus meleburkan diri kedala golongan yahuda. Dan
oleh karena banyak jumlahnya dan besar golongannya, maka bangsa israil yang
lain pun telah dibangsakan pula kepada yahuda dengan sebutan Yahudi.[8]
B.
Pendiri
atau Pembawa Agama Yahudi
Pada mulanya orang-orang yahudi menganut
agama orang-orang Khaldea. Kemudian mereka menganut pula syariat yang dibawa
nabi Ibrahim. Oleh karena mereka menjadi suku bangsa yang berpindah-pindah,
maka kepercayaan mereka telah bercampur aduk dengan adat kepercayaan suku-suku
lain yang mereka bercampur gaul dengannya.[9]
Setelah keutusan Nabi Musa, kepercayaan mereka berangsur-angsur bersih dan
mereka dibawa mengenal ajaran-ajaran Tuhan yag sesungguhya.[10]
Setelah mereka terlepas dari perhambaan
di mesir dan tinggal disekitar Tursina,
barulah mereka mencoba hidup merdeka dan bebas. Dengan bersungguh-sungguh Nabi
Musa menyeru mereka supaya meniggalkan penyembahan berhala dan hendaklah
mentauhidkan Tuhan. Tetapi oleh karena kekufuran sudah menebal di hati mereka,
segala pengajaran yang dibawa oleh Nabi Musa itu agak sukar diterima mereka.
Meskipun demikian, umat Israil yang telah sering sesat itu berhasil pula
dipimpin oleh Nabi Musa kepada agama yang sebenarnya, yaitu agama tauhid sejati. Nabi Musa telah
berpesan kepada mereka, supaya jangan menyembah Tuhan selain daripada Allah,
dan jangan membuat berhala-berhala, patung-patung atau gambar-gambar untuk
disembah.[11]
Semenjak itu, dapatlah dikatakan bahwa Bani Israil sudah menganut agama yahudi.[12]
C.
Sistem
Ketuhanan Agama Yahudi
Yahudi
dan Islam menganggap Tuhan itu Satu. Tuhan Yahudi disebut Yahweh yang merupakan
bentuk ketiga tunggal ”Dia adalah” (He who is). Ada pun Tuhan dalam Islam
disebut Allah yang merupakan bentuk tunggal dan tertentu dari Ilah (Sembahan/Tuhan).
Dalam Al Qur’an surat Al Ikhlas dijelaskan tentang keEsaan Tuhan: Katakanlah:
“Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya
segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada
seorang pun yang setara dengan Dia”. [Al Ikhlas:1-4]
Disebutkan
di dalam kitab Perjanjian Lama bahwa Nabi Musa (a.s) bersabda di dalam kitab
Ulangan pasal 6 ayat 4, “Shama Israelo Adna ilaihaina adna ihat”. Kalimat tadi
adalah kutipan dalam bahasa Ibrani yang berarti “Dengarlah wahai orang Israel,
Tuhan Allah kita, Tuhan itu satu”. Ini berarti Tuhan Yang Esa.
Disebutkan
di dalam kitab Yesaya pasal 43 ayat 11, “Aku, Akulah Tuhan dan tidak ada juru
selamat selain daripada-Ku”. Disebutkan juga di dalam kitab Yesaya, pasal
45 ayat 5, “Akulah Tuhan dan tidak ada yang lain; kecuali Aku tidak ada Allah”.
Di dalam kitab Yesaya pasal 46 ayat 9 disebutkan, “Ingatlah hal-hal yang dahulu
dari sejak purbakala, bahwasanya Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah
Allah dan tidak ada yang seperti Aku ... “.
Dalam
kitab Keluaran, pasal 20 ayat 3 hingga 5, Allah berfirman “Jangan ada padamu
Allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun
yang ada di atas langit, atau yang ada dibawah bumi, atau yang ada di dalam air
di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadan kepadanya sebab
Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Tuhan yang cemburu ... “. Bunyi ayat yang sama juga
terdapat pada kitab Ulangan, pasal 5 ayat 7 hingga 9, “Jangan ada padamu Allah
lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapu yang ada
di langit di atas atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di
bawah bumi, sebab Aku, Tuhan Allahmu, adalah Tuhan yang cemburu ... “.
Jadi,
jika Anda membaca kitab Perjanjian Lama maka Anda akan bisa memahami konsep
ketuhanan dalam agama Yahudi yakni
percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan sepenuhnya melarang keras kepada
perbuatan penyembahan berhala-berhala.[13]
D.
Kitab-Kitab
Suci Agama Yahudi
Orang Yahudi meyakini bahwa Allah (G-d , Yahweh, TUHAN ) telah
menurunkan kepada Musa:
1. Taurat Tertulis, yang kemudian biasa disebut Taurat
saja, Torah, atau Tanakh, yang berisi Lima Kitab Nabi Musa : Genesis
(Kejadian), Eksodus (Keluaran), Leviticus (Imamat), Numbers (Bilangan), dan Deuteronomy
(Ulangan).
Terkadang
istilah Tanakh atau Taurat Tertulis juga dipakai untuk menyebut keseluruhan
bagian yang biasa disebut oleh orang Kristen sebagai Perjanjian Lama (The Old
Testament), dan merupakan Bible bagi orang Yahudi (Jewish Bible). Mereka
meyakini bahwa Tanakh merupakan firman Allah yang didiktekan kepada Nabi Musa
lalu Musa menuliskannya dalam dua buah lempeng batu, dan hal itu terjadi saat
Nabi Musa menemui Allah di Bukit Sinai selama empat puluh hari empat puluh
malam. Dan, Nabi Musa menerima pendiktean wahyu itu dua kali, karena – menurut
mereka – Nabi Musa telah memecahkan kedua lempeng batu yang diterima kali
pertama saat marah melihat umatnya ternyata menyembah patung lembu dari emas.
Sehingga, ia terpaksa mengambil lempengan batu dan menuliskan wahyu lagi untuk
kedua kalinya.
Adapun,
isi Tanakh (Jewish Bible) secara keseluruhan adalah sebagai berikut :
a. Torah (Taurat) :
- Bereishith (In the beginning)
(Genesis)
- Shemoth (The names) (Exodus)
- Vayiqra (And He called) (Leviticus)
- Bamidbar (In the wilderness)
(Numbers)
- Devarim (The words) (Deuteronomy)
b. Neniim (Nabi-nabi) :
- Yehoshua (Joshua)
- Shoftim (Judges)
- Shmuel (I &II Samuel)
- Melakhim (I & II Kings)
- Yeshayah (Isaiah)
- Yirmyah (Jeremiah)
- Yechezqel (Ezekiel)
- The Twelve (treated as one book)
- Hoshea (Hosea)
- Yoel (Joel)
- Amos
- Ovadyah (Obadiah)
- Yonah (Jonah)
- Mikhah (Micah)
- Nachum
- Chavaqquq (Habbakkuk)
- Tzefanyah (Zephaniah)
- Chaggai
- Zekharyah (Zechariah)
- Malakhi
c. Ketubim(Kitab-kitab):
- Tehillim (Psalms)
- Mishlei (Proverbs)
- Iyov (Job)
- Shir Ha-Shirim (Song of Songs)
- Ruth
- Eikhah (Lamentations)
- Qoheleth (the author's name)
(Ecclesiastes)
- Esther
- Daniel
- Ezra & Nechemyah (Nehemiah)
(treated as one book)
- Divrei Ha-Yamim (The words of the
days) (Chronicles)
Perjanjian
lama itu terdiri dari lima bab yang diberi nama Pentateuchus, dan kelima babnya
itu masing-masing:
- Kitab kejadian
- Kitab keluaran
- Kitab imamat
- Kitab bilangan
- Kitab ulangan
2. Taurat Lisan – yang biasa disebut sebagai
Talmud.
Secara
singkat dapat dikatakan, orang Yahudi meyakini bahwa Talmud merupakan
penjelasan atau perincian atas Taurat (Tanakh). Adapun Talmud sendiri terdiri
atas dua komponen:
a. Mishnah, yang merupakan versi utama karena
ditransmisikan turun temurun secara lisan dari Nabi Musa ke Nabi Joshua, lalu ke
Para Tua-tua, lalu ke Para Nabi-nabi, sampai pada Generasi Great Assembly yang
dipimpin oleh Ezra, yakni sampai abad kedua Masehi.
b. Gemara, yang merupakan versi analisis atau
pelengkap atau komplemen atau komentar atas Mishnah, karena baru muncul dengan versi
yang berbeda-beda pasca generasi Great Assembly (abad kedua Masehi). Kumpulan
Mishnah dan Gemara itulah yang kemudian disebut sebagai Talmud. Ada dua versi
Talmud akibat perbedaan isi Gemara yang ada pada masing-masing dari keduanya,
yakni:
-
Talmud Jerussalem, yang dikodifikasikan pada abad ketiga Masehi.
E.
Madzhab-Madzhab
atau Sekte-Sekte dalam Agama Yahudi
Dilihat
dari segi kepercayaan dalam menafsirkan kitab sucinya yang menjadi pegangan
mereka, maka orang Yahudi terpecah belah menjadi tiga golongan:
1. Rabbaniyun,
yaitu golongan yang mengambil apa adanya dari kitab Talmud, dan mengakui bahwa
Baitul Maqdis yang sudah rusak, dan telah diperbaiki kembali sama sucinya
dengan Baitul Maqdis yang dahulu.
2. Al
Qurra’, yaitu golongan yang tidak mau mensucikan Baitul Maqdis itu kecuali yang
pertama dahulu, dan mereka tidak mengetahui adanya kitab Talmud. Mereka tetap
berpegang pada Taurat saja.
3. Samurah,
yaitu golongan orang Parsi yang masuk agama Yahudi. Mereka berada di Syam.
Mereka mengatakan bahwa Taurat yang di tangan orang Yahudi itu bukanlah Taurat
yang diturunkan pada Nabi Musa. Kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa
itu adalah kitab Taurat yang berada ditangan golongan Samurah.[15]
Selain itu, dalam cara memahami kitab
suci mereka, orang Yahudi terpecah belah menjadi tiga golongan pula, yaitu:
1. Al
Farusyin, golongan ini hampir sama dengan golongan Mu’tazilah dalam Islam.
Mereka menafsirkan segala isi Taurat, mengikuti cara penafsiran ahli filsafah
yang terdahulu dari pada mereka.
2. As
Shaduqi, golongan ini berpegang pada nash Taurat, dan segala perkataan Allah
yang ada dalam Taurat. Mereka tidak mengakui segala faham dan tafsiran yang
tidak ada pada Taurat.
3. Asy
Syalha, golongan ini mementingkan menjalankan ibadah-ibadah terhadap Tuhan, dan
berpegang kepada apa yang lebih penting dan lebih selamat terhadap agama.[16]
F.
Doktrin-Doktrin
yang Dikembangkan
Telah diketahui bersama bahwa kitab suci
pedoman agama Yahudi ialah kitab Taurat. Di dalam kitab Taurat itu terdapat
beberapa doktrin terkait ajaran agama Yahudi, yang utama ialah amar yang
sepuluh (wasiat sepuluh).[17]
Wasiat yang sepuluh itu dapat kita baca dalam perjanjian lama, Kitab Ulangan
fasal 20 ayat: 1-17. Ringkasnya adalah sebagai berikut:
1. Janganlah
kamu menyembah selain kepada Allah.
2. Janganlah
kamu menyembah berhala.
3. Janganlah
menyebut nama Allah dengan bermain-main (bersenda-gurau).
4. Hendaklah
memuliakan hari Sabtu.
5. Hendaklah
memuliakan ayah dan ibu.
6. Janganlah
membunuh sesama manusia.
7. Janganlah
berzina.
8. Janganlah
mencuri.
9. Janganlah
bersaksi palsu.
10. Jangan
menginginkan istri dan hak milik orang lain.
Selain itu ada beberapa doktrin agama
Yahudi terhadap umat selain Yahudi, di antaranya[18]:
1. “Hanya
orang Yahudi yang manusia, sedangkan orang-orang non Yahudi bukanlah manusia,
melainkan binatang” (Kerithuth 6b hal.78, Jebhammoth 61a)
2. “Orang-orang
non-Yahudi diciptakan sebagai budak untuk melayani orang-orang Yahudi”
(Midrasch Talpioth 225)
3. “Jika
seorang Yahudi membunuh seorang Cuthea, tidak ada hukuman mati. Apa yang dicuri
oleh seorang Yahudi boleh dimilikinya” (Sanhedrin 57a)
4. “Orang-orang
non-Yahudi harus dijauhi, bahkan lebih dari pada babi yang sakit” (Orach Chalim
57,6a)
5. “Jika
dua orang Yahudi menipu orang non Yahudi, mereka harus membagi keuntungan” (Choschen
Ham 183,7)
6. “Setiap
orang Yahudi boleh menggunakan kebohongan dan sumpah palsu untuk membawa
seorang non- Yahudi kepada kejatuhan” (Bhaba Kama 113a)
7. “Orang
Yahudi boleh mengeksploitasi kesalahan orang non-Yahudi dan menipunya” (Talmud
IV/3/54)
8. “Orang
Yahudi boleh mempraktekkan riba terhadap orang non-Yahudi” ((Talmud IV/2/70)
9. Ketaatan
mutlak kepada para rabbi (pendeta Yahudi, pen.) sebagai pemegang otoritas
tafsir Talmud : “Barangsiapa tidak taat kepada rabbi, mereka akan dihukum
dengan cara dijerang dalam kotoran manusia yang mendidih di neraka” (Erubin 2b)
10. Boleh
melakukan kejahatan asal tidak dikenali sebagai Yahudi : “Bilamana seorang
Yahudi tergoda untuk melakukan kejahatan (zina?), maka hendaklah ia pergi ke
suatu kota dimana ia tidak dikenal orang dan lakukanlah kejahatan itu disana” (
Moed Kattan 17a)
BAB
III
PRAKTEK
KEAGAMAAN DALAM AGAMA YAHUDI
A.
Ritual
Keagamaan dalam Agama Yahudi
Di
dalam agama Yahudi terdapat berbagai ibadat dan upacara agama, di antaranya
ialah[19]:
1. Sembahyang
dan do’a.
2. Puasa.
3. Qurban.
4. Memberikan
hasil pertanian.
5. Berkhitan.
6. Pencucian
dan sebagainya.
1. Sembahyang
dan do’a:
Sembahyang
dan do’a adalah di antara ibadat agama Yahudi yang amat penting, dan biasa
mereka lakukan dengan berjama’ah. Sembahyang dan berdo’a mereka lakukan tiga
kali sehari. Pertama di pagi hari sekitar jam sembilan, kedua pada tengah hari,
dan ketiga di sore hari kira-kira jam tiga. Waktu berdo’a mereka mengangkat
kedua belah tangannya dengan bertadah, dan adakalanya mereka bersujud dengan
mukanya tersungkur ke bumi.[20]
Tempat
sembahyang: Ketika berada di negeri Mesir, sebelum
turun kitab Taurat, orang-orang Israil bersembahyang di rumah mereka
masing-masing atau di suatu tempat yang khusus untuk bersama. Setelah berada di
Gurun Sinai, setelah turunnya kitab Taurat, mereka bersembahyang di dalam
khaimah besar yang khusus untuk bersembahyang, luasnya kira-kira 100 x 50 hasta
(32 x 16 meter). Khaimah itu mereka bawa kemana saja mereka pergi.[21]
Di
zaman Nabi Sulaiman memerintah, setelah Baitul Maqdis selesai didirikan oleh
beliau, tempat sembahyang sudah di tukar dengan Baitul Muqaddas (rumah suci),
tidak lagi mempergunakan khaimah untuk tempat sembahyang.[22]
Di
perkampungan-perkampungan yang jauh dari kota, bangsa Yahudi mendirikan
sinagog-sinagog, yaitu mushalla-mushalla untuk tempat mengjarkan agama. Dalam
sembahyang mereka menghadapkan wajah ke Baitul Muqaddas di Palestina, itu
sebagai kiblat mereka. Dan yang ditunjuk sebagai imam selamanya ialah turunan
Lewi (Imam Besar).[23]
2. Puasa:
Ibadah
puasa memang salah satu ibadah yang telah diwajibkan oleh Allah kepada umat
sebelum umat Nabi Muhammad saw. Jadi umat Yahudi pada hakekatnya sudah
dikenakan kewajiban berpuasa berdasarkan ajaran dan perintah Allah yang telah
disampaikan kepada Nabi Musa untuk diamalkan oleh umatnya. Tetapi pelaksanaan
kewajiban puasa oleh umat Yahudi kelihatannya tidak lebih dari pada
peringatan-peringatan terhadap peristiwa-peristiwa yang menimpa mereka, baik
peristiwa suka maupun peristiwa duka.[24]
Puasa
umat Yahudi di mulai pada waktu fajar menyingsing sampai kelihatan tiga buah
bintang yang pertama terbit pada senja hari yang bersangkutan.[25]
3. Qurban:
Ada
dua macam korban bagi penganut agama Yahudi, yaitu[26]:
a. Korban
pengampunan, yaitu:
1)
Korban yang dilakukan
oleh para imam pada hari pengampunan besar untuk menebus dosa.
2)
Korban kesalahan, yaitu
yang dilakukan karena seseorang sudah berbuat kesalahan misalnya mencuri dan
lain sebagainya. setelah meminta maaf atas kesalahannya, kemudian mereka
berkurban.
b.
Korban kebaktian
sebagai tanda syukur atas nikmat dan karunia yang diperoleh seseorang, yaitu
sejenis nadzar. Termasuk juga dalam hal ini korban secara sukarela.
4. Memberikan
hasil pertanian.
Diwajibkan
bagi umat Yahudi untuk mempersembahkan sepersepuluh dari hasil pertanian apa
saja yang ditanam. Begitu juga hasil peternakan: anak lembu, kambing atau
domba.[27]
Hasil
persepuluhan itu boleh juga dikumpulkan lebih dahulu tiap tiga tahun lalu
dipersembahkan kepada Lewi (para imam), orang yang dalam perjalanan (ibnu
sabil), yatim piatu, fakir miskin, dan perempuan janda (kitab Ulangan 14:
22-29).[28]
5. Berkhitan.
Mengkhitankan
anak laki-laki adalah suatu kewajiban dalam agama Yahudi; yang dilakukan pada
hari kedelapan dari kelahiran anak itu. Seperti tersebut dalam kitab Imamat
12:3. Pada hari yang kedelapan juga anak itu diberi nama. Orang asing yang
hendak masuk agama Yahudi atau anggota bangsa Israil dapat diterima jika ia
telah dikhitan.[29]
6. Hari-hari
suci.
a. Hari
Sabtu (hari Sabat) dianggap suci, karena ia hari yang ke tujuh. Pada hari itu
semua pekerjaan harus dihentikan, tidak boleh bekerja. Pada hari itu pula
diadakan perhimpunan suci.
b. Bulan
ke tujuh dimana diadakan perayaan hari Pengampunan besar. Hari pertama dari
bulan ke tujuh dimuliakan.
c. Tahun
ke tujuh dinamakan tahun Sabat. Selama tahun itu piutang tidak boleh ditagih
dan tanah pun tidak boleh dikerjakan. (kitab Ulangan 15: 1-2)
B.
Upacara-Upacara
Keagamaan
1. Upacara
Paskah
Bagi umat Yahudi, paskah merupakan hari
raya yang dipestakan untuk merayakan pembebasan orang-orang Israel dari
perbudakan di Mesir. Permulaan perayaan adalah pada waktu sore, hari ke-14
bulan Nissan atau bulan pertama penanggalan keagamaan yaitu bulan Maret-April
dan upacara Paskah ini berlangsung selama 7 hari. Pada petang hari pertama
diadakan penyembelihan kurban domba muda. Daging kurban itu harus habis pada
petang itu juga, tidak boleh bermalam. Pada hari ketujuh dari hari Paskah semua
orang harus beristirahat, tidak boleh bekerja. (kitab Ulangan 16: 1-8)[31]
Hanya roti tanpa ragi yang boleh dimakan
selama 7 hari Paskah itu sebagai peringatan peristiwa-peristiwa yang ketika
tergesa-gesa meninggalkan Mesir, tidak mempunyai waktu lagi untuk meragikan
roti mereka. Paskah ini juga dirayakan
oleh gereja dengan makna lain, yaitu memperingati kebangkitan Yesus Kritus yang
jatuh pada tanggal antara 22 Maret – 25 April tiap tahun.[32]
2. Upacara
Pentakosta
Pentakosta merupakan upacara perayaan
hari kelima puluh setelah hari paskah atau dapat dibilang sebagai hari sesudah
tujuh kali jum’at atau tujuh minggu yang menandakan permulaan masa panen di
Palestina. Dalam kitab suci disebut Pesta minggu-minggu, pesta panenan, atau
pesta hasil panen pertama. Pentakosta dikenal juga dengan ulang tahun pemberian
taurat, segi ini ditegaskan dalam agama Yahudi modern.
Gereja merayakan pentakosta ini dalam
minggu ke-7 sesudah Paskah, sesudah kebangkitan Yesus, yaitu hari ke-50 hari
setelah Paskah Yahudi, pada waktu mana ia disalibkan, roh kudus turun di atas
pengikut-pengikutnya. Maka pesta ini selalu dirayakan dengan khidmad oleh
gereja sebagai pesta roh kudus.[33]
3. Hari
Raya Purim
Purim adalah jamak dari kata pur yang
berarti undian. Hari raya ini diadakan pada tanggal 14 dan 15 bulan Adar
(Maret), sebagai tanda bersyukur pulang kembali dari pembuangan Babilon.[34]
4. Hari
Raya Pembebasan Bait Suci (Pemulihan Baitul Muqaddas)
Hari raya ini diadakan setiap tanggal 25
bulan Kislev (Desember) untuk memperingati Bait suci yang dibangun oleh Yahudi pada tahun 165
sebelum Masehi dan dihancurkan oleh pasukan Assyur.
5. Hari
Penebusan Dosa
Salah satu hari penting yang lebih
bernilai rohaniah bagi umat Yahudi, adalah hari Penebusan Dosa. Dalam bahasa
Ibrani hari Penebusan Dosa disebut Yom Kippur. Hari merupakan hari yang paling
dirahmatkan mereka. Hari ini jatuh pada sekitar akhir bulan ke-6 atau awal
bulan ke-7 setiap tahun. Hari puasa dan sembahyang untuk pengampunan dosa yang
dilakukan selama satu tahun yang lampau. Pada hari ini, orang-orang berkunjung
kepada keluarganya, sahabat-sahabat, dan tetangga-tetangganya untuk saling
maaf-memaafkan dosa masing-masing. Dalam Islam hari raya ini bisa disebut hari
raya Idul Fitri.[35]
6. Hari
Perdamaian Besar
Hari ini jatuh pada hari ke-10 bulan
oktober. Hari ini adalah hari penghentian penuh. Semua umat Yahudi harus berpuasa
sebagai tanda penyesalan atas dosa mereka. Pada hari inilah imam besar
mengadakan perdamaian karena dosa para imam dan segenap bangsa Israel.
Pagi-pagi sekali ia harus mandi dan
berpakaian linen. Para imam mengambil seekor lembu muda untuk korban penghapus
dosa dan domba jantan sebagai korban bakaran dan bagi rakyat dua ekor kambing
jantan untuk korban penghapus dosa dan seekor domba jantan sebagai korban
bakaran.
C.
Tempat-Tempat
Suci
Bumi Palestina yang Yerussalem sebagai pusatnya agama Yahudi
merupakan tempat yang suci bagi umat Yahudi. Mereka yakin bumi Palestina ini
dikhususkan Yahweh untuk umat Yahudi pilihannya saja. Maka mereka menyebut Palestina dengan bumi yang suci dan
Yerussalem sebagai tanah yang kudus.
Selain itu mereka juga mengenal dan
mensucikan apa yang dinamakan mereka Kemah
Suci. Kisah Kemah Suci ini dapat dilihat dalam kitab keluaran, mulai pasal
26. Kemah Suci adalah tempat suci terbuat dari kemah supaya mudah dibawa
kemana-mana. Kemah Suci disebut juga dengan tempat
kediaman atau kemah kesaksian,
oleh karena itu undang-undang Yehovah tersimpan didalamnya. Kemah ini juga
disebut kemah pertemuan, karena dalam
kemah itu Yahweh bertemu dengan umatnya.[36]
Kemah suci dibuat menurut contoh yang
diperlihatkan oleh Yahweh pada Musa di gurun Sinai dan dikerjakan oleh dua
orang yang mendapat keahlian itu dari roh Yahweh. Orang itu adalah Bezaleel dan
Aholiab. Semua bahaya merupakan persembahan dari orang Yahudi atau Israel
secara suka rela. Berikut ini adalah gambar Kemah Suci:[37]
Kemah Suci terdiri dari dua bagian,
bangunan yang sebenarnya dan pelataran. Panjang bangunan ada 30 hasta, lebar 10
hasta dan tinggi 10 hasta. Dinding belakang dan samping terbuat dari kayu
menaga yang terdapat di jazirah Sinai. Semuanya ada 48 papan yang panjang dan
lebarnya 10 dan 1,5 hasta, 8 lebar papan merupakan dinding belakang dan
masing-masing dinding samping terdiri dari 20 helai papan. Papan ini semuanya
dibalut dengan emas dan beralas perak.[38]
Sebelah luar tiap-tiap papan ada tiga
gelang tempat menusukkan kayu lintang, semuanya berbalut emas. Bangunan itu
ditutup dengan kain penutup, dibawah sekali kain halus, kedua bulu kambing,
yang ketiga dari kulit domba jantan yang diberi warna merah dan yang keempat
dari kulit takhasy. Kemah ini disucikan karena bersejarah dan dibuat atas
petunjuk Yahweh.
Orang-orang Yahudi mengenal tiga bait
suci di Bukit Bait Suci di Yerussalem, yaitu:[39]
1. Bait
Suci Salomo yang didirikan oleh Sulaiman, dibangun sekitar abad ke-10 SM
untuk menggantikan Kemah Suci. Bangunan ini dihancurkan oleh
bangsa Babel
di bawah Nebukadnezar
pada tahun 586 SM.
2. Bait Suci Kedua yang didirikan oleh Zerubabel. Dibangun setelah bangsa Yahudi
kembali dari pembuangan di Babel, sekitar tahun 536 SM. Dibawah
pimpinan Zerubabel mereka mendirikan bait suci bersama-sama juga dengan imam
besar Yesua. Bait kedua ini selesai dibangun pada 12 Maret
515 SM.
3. Bait Suci Herodes adalah perluasan dari Bait Suci
Kedua termasuk renovasi atas seluruh Bukit Bait Suci. (Bangunan
ini tidak disebut "Bait Suci Ketiga".) Herodes Agung
memulai proyek perluasannya sekitar tahun 19 SM. Bangunan
ini dihancurkan oleh pasukan-pasukan Romawi di bawah
Kaisar Titus
pada tahun 70
M. Namun sebagian sejarahwan menduga bahwa orang-orang Yahudi sendiri telah
membakar Bait Suci Kedua agar tidak dicemari.
D.
Perbandingan
dengan Agama Islam
Agama Yahudi dan Agama Islam merupakan
agama samawi yaitu agama yang ajarannya diwahyukan oleh Tuhan kepada umat
manusia melalui Rasulnya. Kedua agama ini mempunyai kesamaan dan perbedaan.
Kesamaan kedua agama ini antara lain adalah sama-sama mempercayai bahwa Adam
adalah manusia pertama dan nenek moyang seluruh manusia, Ibrahim adalah seorang
Nabi, kitab suci Taurat sebagai wahyu Allah, menganggap Tuhan itu satu, tidak
megakui Yesus sebagai Tuhan, kewajiban sunat pada laki-laki, dan larangan
memakan daging babi.[40]
Sedangkan
perbedaan antara kedua agama ini antara lain:[41]
1.
Dari aspek pemeluk
agama:
Yahudi adalah agama tribal/kesukuan yang
hanya bisa dianut oleh bangsa Yahudi. Agama ini tidak bisa disebarkan ke luar
dari suku Yahudi. Oleh karena itu jumlahnya tidak berkembang. Hanya sekitar 14
juta pemeluknya di seluruh dunia. Sementara agama Islam karena disebarkan ke
seluruh manusia dipeluk oleh milyaran pengikutnya di seluruh dunia.
2.
Dari aspek Ketuhanan:
Tuhan Yahudi disebut Yahweh yang
merupakan bentuk ketiga tunggal ”Dia adalah” (He who is). Ada pun Tuhan dalam
Islam disebut Allah yang merupakan bentuk tunggal dan tertentu dari Ilah
(Sembahan/Tuhan). Dalam Al Qur’an surat Al Ikhlas dijelaskan tentang keEsaan
Tuhan.
ö@è% uqèd ª!$# îymr& ÇÊÈ
Artinya: “Katakanlah:
"Dia-lah Allah, yang Maha Esa.”
3.
Dari masalah Isa
(Yesus):
Kaum Yahudi tidak mengakui Yesus baik
sebagai Tuhan atau pun sebagai Rasul. Bahkan mereka berusaha membunuh Yesus
karena dianggap menyesatkan banyak orang. Sedangkan Islam menganggap Yesus
bukan Tuhan, tapi hanya manusia biasa yang diangkat menjadi Nabi, menurut Islam
Isa adalah Nabi yang menyeru manusia kepada Tauhid, yaitu menyembah hanya Satu
Tuhan. Hal ini dijelaskan dalam QS. Al-Maidah ayat 117:
$tB àMù=è% öNçlm; wÎ) !$tB ÓÍ_s?ósDr& ÿ¾ÏmÎ/ Èbr& (#rßç6ôã$# ©!$# În1u öNä3/uur 4 àMZä.ur öNÍkön=tã #YÍky $¨B àMøBß öNÍkÏù ( $£Jn=sù ÓÍ_tGø©ùuqs? |MYä. |MRr& |=Ï%§9$# öNÍkön=tã 4 |MRr&ur 4n?tã Èe@ä. &äóÓx« îÍky ÇÊÊÐÈ
Artinya:
“Aku (Isa) tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau
perintahkan kepadaku (mengatakan)nya Yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan
Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada
di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan Aku, Engkau-lah yang mengawasi
mereka. dan Engkau adalah Maha menyaksikan atas segala sesuatu.”( QS. Al-Maidah
ayat 117)
4.
Dari aspek Kitab suci
Kitab Suci Yahudi dikutip sebagai Perjanjian Lama.
Bahasa Kitab Suci Yahudi sebagian besar bahasa Ibrani dengan sedikit Aramaic.
Kitab Taurat telah mengalami perubahan, tidak asli lagi memuat wahyu yang
disampaikan oleh malaikat Jibril dahulu kepada Isa Rasulnya. Sebaliknya
Al Qur’an hanya ada satu versi yang dihafal oleh banyak orang dan masih murni
dalam bahasa Arab sesuai bahasa Nabi Muhammad. Al-Qur’an merupakan kitab suci
yang tidak lagi diragukan kebenarannya dan berisi petunjuk bagi orang-orang
yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Hal ini sesuai dengan QS Al-
Baqarah ayat 2:
y7Ï9ºs Ü=»tGÅ6ø9$# w |=÷u ¡ ÏmÏù ¡ Wèd z`É)FßJù=Ïj9 ÇËÈ
Artinya:
“Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa”( QS Al- Baqarah ayat 2).
Al Qur’an diturunkan Allah kepada Nabi
Muhammad. Oleh Nabi Muhammad disampaikan ke pengikutnya. Para pengikutnya ada
yang menghafal, ada pula yang menulis di berbagai media (daun, tulang, kulit
kambing/onta, dsb). Oleh pengikutnya Abu Bakar kemudian Al Qur’an dijadikan
satu. Kemudian oleh sahabat Nabi Usman dijadikan satu buku berikut diberi tanda
tulisan (panjang pendek, dsb) sehingga pengucapannya sesuai dengan aturan
Bahasa Arab yang standar.
Itulah beberapa perbandingan antara
agama Yahudi dengan Islam. Meski masih banyak lagi perbedaannya, namun ummat
Islam dianjurkan untuk berhubungan sosial dengan baik selama mereka tidak
menyerang/memusuhi ummat Islam. Meski dalam agama tak ada paksaan dalam beragama,
namun ummat Islam tidak boleh mencampur-adukkan masalah aqidah/agama. Untukmu
agamamu dan untukku agamaku. Demikian ajaran agama kita.
Dari ciri-ciri agama Islam yang telah
disebutkan diatas, dapat dikatakan bahwa
agama Islam bukan hanya agama yang benar, tetapi juga agama yang
sempurna. Dalam agama Islam, tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan
Tuhannya tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan manusia dan mengatur
hubungan manusia dengan lingkungannya. Islam sebagai satu sistem yang mengatur hidup
dan kehidupan manusia, Islam mengatur berbagai tata hubungan manusia.
Agama Islam adalah agama Allah yang
disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW untuk diteruskan ke seluruh umat manusia
yang mengandung ketentuan-ketentuan keimanan (aqidah) dan ketentuan-ketentuan ibadah dan mu’amalah (syari’ah) yang menentukan proses
berpikir, merasa dan berbuat, serta proses terbentuknya kata hati.[42]
Islam adalah nama agama yang diberikan oleh Allah sendiri, sesuai dengan QS.
Ali-Imraan ayat 19:
¨bÎ) úïÏe$!$# yYÏã «!$# ÞO»n=óM}$# 3 ...
Artinya:
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.”
(QS. Ali-Imraan ayat 19)
Sebagai seorang muslim dan muslimat,
kita bersyukur memeluk agama Islam. Kesyukuran itu harus diikuti dengan
mempelajari agama kita dengan baik dan benar, serta mengamalkan
ajaran-ajarannya dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, selain itu
kita juga harus menghargai pemeluk agama lain.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Asal-usul Agama Yahudi:
Yahudi sebenarnya bukanlah nama suatu agama, tetapi nama suatu bangsa, yaitu
bangsa Yahudi; yang biasa juga disebut bangsa Israel atau Ibrani. Bangsa Ibrani
ini muncul pada masa Nabi Ibrahim, sedangkan bangsa israil/yahudi adalah cabang
dari keturunan beliau. Bani Israil merupakan anak cucu Ya’kub yang hidup dan
berkembang di negeri Mesir, yang jumlah manusianya telah mencapai tiga juta
jiwa. Dan oleh karena banyak jumlahnya dan besar golongannya, maka bangsa Israil
yang lain pun telah dibangsakan pula kepada yahuda dengan sebutan Yahudi.
2.
Pendiri Agama Yahudi:
yang membawa agama Yahudi adalah Nabi Ibrahim beserta keturunannya. Putra Nabi
Ibrahim (Nabi Ishak) merupakan nenek moyang agama Yahudi yang kemudian di
lanjutkan oleh Nabi Ya’kub dan Nabi Musa yang membawa kitab Taurat.
3.
Sistem Ketuhanan: Yahudi
menganggap Tuhan itu Satu. Tuhan Yahudi disebut Yahweh yang merupakan bentuk
ketiga tunggal ”Dia adalah” (He who is). Konsep ketuhanan dalam agama Yahudi
yakni
percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan sepenuhnya melarang keras kepada
perbuatan penyembahan berhala-berhala.
4.
Kitab-Kitab
Suci: Taurat
Tertulis,
yang kemudian biasa disebut Taurat saja, Torah, atau Tanakh, yang berisi Lima
Kitab Nabi Musa : Genesis (Kejadian), Eksodus (Keluaran), Leviticus
(Imamat), Numbers (Bilangan), dan Deuteronomy (Ulangan). Taurat Lisan
– yang biasa disebut sebagai Talmud.
5.
Madzhab-Madzhabnya:
- Dalam menafsirkan kitab suci:
1. Rabbaniyun
2. Al Qurra’
3. Samurah
- Dalam cara memahami kitab suci:
1. Al Farusyin
2. As Shaduqi
3. Asy Syalha
6.
Doktrin-Doktrinnya:
a. Janganlah
kamu menyembah selain kepada Allah.
- Janganlah kamu menyembah berhala.
- Janganlah menyebut nama Allah dengan bermain-main (bersenda-gurau).
- Hendaklah memuliakan hari Sabtu.
- Hendaklah memuliakan ayah dan ibu.
- Janganlah membunuh sesama manusia.
- Janganlah berzina.
- Janganlah mencuri.
- Janganlah bersaksi palsu.
- Jangan menginginkan istri dan hak milik orang lain.
7.
Ritual Keagamaan Agama
Yahudi: Sembahyang dan do’a, Puasa,
Qurban, Memberikan hasil pertanian, Berkhitan, Pencucian dan sebagainya.
8.
Upacara-upacara
Keagamaan: Upacara Paskah, Upacara
Pentakosta, Hari Raya Purim, Hari Perdamaian Besar Hari Penebusan Dosa, dan
Hari Raya Pembebasan Bait Suci (Pemulihan Baitul Muqaddas).
10. Bandingan
dengan Islam:
a. Kesamaan
kedua agama ini antara lain: sama-sama mempercayai bahwa Adam adalah manusia
pertama dan nenek moyang seluruh manusia, Ibrahim adalah seorang Nabi, kitab
suci Taurat sebagai wahyu Allah, menganggap Tuhan itu satu, tidak megakui Yesus
sebagai Tuhan, kewajiban sunat pada laki-laki, dan larangan memakan daging babi.
b. Perbedaan
kedua agama ini antara lain: Dari aspek
Kitab suci, dari aspek Ketuhanan, dari masalah Isa (Yesus), dari aspek pemeluk
agama, dari aspek pemeluk agama.
[1] Agus Hakim, 2006, Perbandingan Agama,
Bandung: CV Penerbit Diponegoro. Hal: 38.
[2] Ibid.
[3] Ibid.
[5] Al-Qur’an in Word Software.
[6] Agus Hakim, op, cit., Hal: 39
[8] Ibid.
[9] Burhanuddin Daya, op, cit.,
Hal: 34
[10] Ibid.
[11] Ibid. Hal:
34-35 (lihat Mohd Fauzi bin H. Awang, Ugama-Ugama Dunia, Pustaka Aman
Press, Malaysia, 1971, Hal. 130)
[12] Ibid.
[13] Agung. Konsep Ketuhanan
Agama Yahudi. Di akses 27 September 2011
[14] Abdur Rosyid. Mengenal Kitab
Suci Agama Yahudi (www.google.co.id),
diakses pada 28 September 2011
[15] Rifai, Muhammad. 1974. Perbandingan
Agama. Jakarta: PT. Jaya Murni, Hal 44
[16] Ibid., Hal 45
[17]
Agus Hakim, Perbandingan Agama (Bandung:
Diponegoro, 2006), hal. 53-54.
[18] Doktrin Agama Yahudi untuk Umat selain
Yahudi (http://www.google.com,
diakses 29 September 2011).
[19] Agus Hakim, Perbandingan Agama (Bandung:
Diponegoro, 2006), hal. 54.
[20] Mohammad Rifa’i, Perbandingan Agama (Jakarta:
PT. Jayamurni, 1974), hal. 42.
[21] Agus Hakim, Perbandingan Agama (Bandung:
Diponegoro, 2006), hal. 54.
[23] Ibid.
[24] Burhanuddin Daya, Agama Yahudi
(Yogyakarta: PT. Bagus Arafah, 1982), hal. 176.
[25] Ibid.
[26] Mohammad Rifa’i, Perbandingan Agama (Jakarta:
PT. Jayamurni, 1974), hal. 43.
[27] Agus Hakim, Perbandingan Agama (Bandung:
Diponegoro, 2006), hal. 57.
[28] Ibid.
[29] Agus Hakim, Perbandingan Agama (Bandung:
Diponegoro, 2006), hal. 57.
[30] Agus Hakim, op.cit, hal. 58.
[33] Ibid
[34] Burhanuddin Daya, Agama
Yahudi (Yogyakarta: PT Bagus Arafah, 1982), hlm. 183
[35]
Ibid, hlm. 182
[36] Ibid, hlm. 184
[38] Burhanuddin Daya, Agama
Yahudi (Yogyakarta: PT Bagus Arafah, 1982), hlm. 186
[40]http://syiarislam.wordpress.com/2008/03/17/perbandingan-agama-yahudi-kristen-dan-islam/ diakses
pada 29 September 2011
[41] Ibid
[42] http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/agama_islam/bab3-agama_islam.pdf diakses
pada 29 September 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar