PESAN SINGKAT

Kamis, 15 Desember 2011

Agama Yahudi


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Tujuan Pembahasan
Tujuan adalah hasil akhir yang ingin dicapai dalam setiap aktifitas atau tindakan. Tujuan di tulisnya makalah ini adalah untuk mendapatkan gambaran secara umum dan jelas tentang Agama Yahudi bila dibandingkan dengan agama kita yakni agama Islam. untuk lebih jelasnya maka dapat dirinci dalam tujuan penulisan makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1.    Untuk memahami secara jelas asal-usul, pembawa atau pendiri, sisem ketuhanan agama Yahudi, kitab-kitab sucinya, madzhab-madzhabnya, dan doktrin-doktrin yang dikembangkan agama Yahudi.
2.    Untuk mengetahui praktek keagamaanya yang terdiri dari ritual keagamaannya Agama Yahudi, upacara-upacara keagamaannya, tempat-tempat suci dan bandingannya dengan Agama Islam.

B.  Alasan Pembahasan
Agama Yahudi sebenarnya merupakan kelanjutan ajaran kewahyuan yang pernah diturunkan oleh Tuhan kepada Nabi Ibrahim, juga memang agama-agama wahyu dimanapun selalu mempunyai ciri-ciri yang sama dalam prinsip-prinsip ajarannya.
Dalam apa yang disebut “Perjanjian Ibrahim dengan Tuhan” telah disebutkan beberapa prinsip tentang kehidupan yang benar, dan bilamana janji-janji tersebut dipenuhi, tuhan akan memberikan pahala, baik didunia maupun diakhirat. Misalnya tuhan akan memberikan tanah kana’an yang subur untuk anak cucu Ibrahim adalah salah satu pemenuhan janji tersebut.
Agama ini dinamakan menurut nama kepala salah satu suku di Israel, suatu agama yang kemudian dipeluk oleh bangsa Israel yang sekarang membentuk sebuah Negara yang bernama Negara Israel. Dari segi silsilah keturunan, memang agama ini dibawa oleh salah seorang nabi yang mempunyai garis keturunan dari Ishaq, salah satu putra dari nabi Ibrahim. Agama ini telah berusia lebih dari 33 abad sampai abad ini, oleh karena agama tersebut diajarkan oleh Musa pada abad ke-13 SM dan kira-kira pada abad ke-4 sesudah nabi Ibrahim meninggal dunia. Musa sebagai seorang rasulullah adalah dibesarkan oleh Islam dan Kristen.
Dengan demikian beliau sudah pasti membawa agama lurus dan haq atas dasar kewahyuan yang diterima dari Allah. Dengan alasan berbagai macam, sarjana-sarjana Barat yang beragama Kristen memandang agama Yahudi menjadi induknya agama Islam dan agama Kristen. Tetapi anehnya pada masa sekarang hanya memperoleh pengikut pada lingkungan terbatas, yaitu pada bangsa Israel saja yang jumlahnya lebih kurang 4 juta jiwa, itupun disebabkan oleh adanya perasaan Chauvimisme dan Zionisme.
Berangkat dari argument tersebut diatas, maka kelompok 1 akan menjelaskan tentang agama yahudi  sebagai objek pembahasan pada mata kuliah Studi Agama-agama.




















BAB II
TINJAUAN UMUM

A.  Asal-Usul Agama Yahudi
Yahudi sebenarnya bukanlah nama suatu agama, tetapi nama suatu bangsa, yaitu bangsa Yahudi; yang biasa juga disebut bangsa ISRAEL atau IBRANI (hebrew).[1] Hanya agama yang mereka anut telah dibangsakan kepada nama bangsa mereka, dengan sebutan; agama yahudi atau agama israil. Untuk mengetahui lebih lanjut asal usul agama Yahudi, maka perlu untuk mengetahui asal-usul bangsa yahudi itu sendiri.
a.    Ibrani
Bangsa Ibrani ini muncul pada masa Nabi Ibrahim, sedangkan bangsa israil/yahudi adalah cabang dari keturunan beliau. Nabi Ibrahim dilahirkan di kota Ur dari turunan bangsa Kaldan dalam daerah kerajaan Babilon, ketika bangsa Kaldan telah amat jauh tersesat dalam hal kepercayaan dan akhlak.[2]
Dalam perjuangannya mengajarkan kebenaran beliau mendapatkan penolakan dari para penguasa, akan tetapi banyak rakyat jelata yang  mengakui kebenaran ajaran-ajaran yang dibawa Nabi Ibrahim. Sehingga Raja Namrud yang berkuasa pada masa itu menghukum bakar Nabi Ibrahim.[3]
Ketika Ibrahim dilemparkan ke dalam api, Allah berfirman kepada api[4]
$uZù=è% â$uZ»tƒ ÎTqä. #YŠöt/ $¸J»n=yur #n?tã zOŠÏdºtö/Î) ÇÏÒÈ    
Artinya: “Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim",[5]
Para pengikut beliau juga dianiaya, diburu-buru, dan dikejar-kejar. Akhirnya Nabi Ibrahim dan pengikutnya terpaksa hijrah meninggalkan tanah airnya, pindah ke negeri lain dimana ia dan pengikutnya merasa aman dan bebas menegakkan agamanya.
Dalam perjalanan hijrah keluar dari babilon, akhirnya Ibrahim menuju ke arah barat, melintasi sungai furat (Eufrat). Disebelah barat sungai furat beliau berhenti, menetap disana beberapa waktu,kemudia meneruskan perjalanan ke tempat lain.
Oleh karena ia dan pengikutnya keluar dari babilon menyeberangi sungai dan pindah ke negeri lain,orang-orang Assiria dan Kan’an menamai mereka dengan Ibrani (menurut bahasa Aramy/Siryany), artinya; orang yang menyeberangi (pindah).
Setelah mangkat Nabi Ibrahim, putera beliau yang bernama Ishak melanjutkan tugas belaiu memimpin kaumnya. Dan setelah Ishak wafat, Ya’kub putera Nabi Ishak meneruskan tugas memimpin bangsa Ibrani.[6]
b.   Bani Israil
Nabi Ya’kub mula-mula menetap di negeri Kan’an (Pelestina) sekarang beliau mempunyai putera dua belas orang. Dari putera beliau yang 12 itu berkembanglah sangat pesatnya, dan timbul kaum bani israil (anak cucu israil). Nabi Ya’kub mempunyai nama kehormatan dengan sebutan Israil artinya: Hamba Allah yang sangat taat.
Atas anjuran yusuf akhirnya nabi ya’kub dan semua anak cucu beliau hijrah ke negeri mesir. Sewaktu hijrah dari kan’an ke mesir itu jumlah mereka konon lebih kurang tujuh puluh orang;tetapi dalam tempo lebih kurang empat ratus tahun, dari anak cucu ya’kub itu telah timbul suatu golongan bangsa yang baru, hidup, dan berkembang di negeri mesir, yang jumlah manusianya telah mencapai tiga juta jiwa, terkenal dengan sebutan : Bani Israil (anak cucu Israil).[7]
c.    Yahudi
Diantara putera ya’kub yang dua belas itu yang paling banyak keturunannya ialah yahuda, putera beliau yang keempat. Selain banyak keturunannya, yahuda pun terkemuka pula  dalam berbagai hal dari saudara-saudaranya yang lain.
Oleh karena keturunannya yang banyak itu, maka diantara turunan dari saudara-saudaranya yang lain yang sedikit jumlahnya, seperti turunan benyamin, terus meleburkan diri kedala golongan yahuda. Dan oleh karena banyak jumlahnya dan besar golongannya, maka bangsa israil yang lain pun telah dibangsakan pula kepada yahuda dengan sebutan Yahudi.[8]

B.  Pendiri atau Pembawa Agama Yahudi
Pada mulanya orang-orang yahudi menganut agama orang-orang Khaldea. Kemudian mereka menganut pula syariat yang dibawa nabi Ibrahim. Oleh karena mereka menjadi suku bangsa yang berpindah-pindah, maka kepercayaan mereka telah bercampur aduk dengan adat kepercayaan suku-suku lain yang mereka bercampur gaul dengannya.[9] Setelah keutusan Nabi Musa, kepercayaan mereka berangsur-angsur bersih dan mereka dibawa mengenal ajaran-ajaran Tuhan yag sesungguhya.[10]
Setelah mereka terlepas dari perhambaan di mesir dan tinggal disekitar Tursina, barulah mereka mencoba hidup merdeka dan bebas. Dengan bersungguh-sungguh Nabi Musa menyeru mereka supaya meniggalkan penyembahan berhala dan hendaklah mentauhidkan Tuhan. Tetapi oleh karena kekufuran sudah menebal di hati mereka, segala pengajaran yang dibawa oleh Nabi Musa itu agak sukar diterima mereka. Meskipun demikian, umat Israil yang telah sering sesat itu berhasil pula dipimpin oleh Nabi Musa kepada agama yang sebenarnya, yaitu agama tauhid sejati. Nabi Musa telah berpesan kepada mereka, supaya jangan menyembah Tuhan selain daripada Allah, dan jangan membuat berhala-berhala, patung-patung atau gambar-gambar untuk disembah.[11] Semenjak itu, dapatlah dikatakan bahwa Bani Israil sudah menganut agama yahudi.[12]



C.  Sistem Ketuhanan Agama Yahudi
Yahudi dan Islam menganggap Tuhan itu Satu. Tuhan Yahudi disebut Yahweh yang merupakan bentuk ketiga tunggal ”Dia adalah” (He who is). Ada pun Tuhan dalam Islam disebut Allah yang merupakan bentuk tunggal dan tertentu dari Ilah (Sembahan/Tuhan). Dalam Al Qur’an surat Al Ikhlas dijelaskan tentang keEsaan Tuhan: Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia”. [Al Ikhlas:1-4]
Disebutkan di dalam kitab Perjanjian Lama bahwa Nabi Musa (a.s) bersabda di dalam kitab Ulangan pasal 6 ayat 4, “Shama Israelo Adna ilaihaina adna ihat”. Kalimat tadi adalah kutipan dalam bahasa Ibrani yang berarti “Dengarlah wahai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu satu”. Ini berarti Tuhan Yang Esa.
Disebutkan di dalam kitab Yesaya pasal 43 ayat 11, “Aku, Akulah Tuhan dan tidak ada juru selamat selain daripada-Ku”.  Disebutkan juga di dalam kitab Yesaya, pasal 45 ayat 5, “Akulah Tuhan dan tidak ada yang lain; kecuali Aku tidak ada Allah”. Di dalam kitab Yesaya pasal 46 ayat 9 disebutkan, “Ingatlah hal-hal yang dahulu dari sejak purbakala, bahwasanya Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku ... “.
Dalam kitab Keluaran, pasal 20 ayat 3 hingga 5, Allah berfirman “Jangan ada padamu Allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di atas langit, atau yang ada dibawah bumi, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadan kepadanya sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Tuhan yang cemburu ... “. Bunyi ayat yang sama juga terdapat pada kitab Ulangan, pasal 5 ayat 7 hingga 9, “Jangan ada padamu Allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapu yang ada di langit di atas atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi, sebab Aku, Tuhan Allahmu, adalah Tuhan yang cemburu ... “.
Jadi, jika Anda membaca kitab Perjanjian Lama maka Anda akan bisa memahami konsep ketuhanan dalam agama Yahudi yakni percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan sepenuhnya melarang keras kepada perbuatan penyembahan berhala-berhala.[13]

D.  Kitab-Kitab Suci Agama Yahudi
Orang Yahudi meyakini bahwa Allah (G-d , Yahweh, TUHAN ) telah menurunkan kepada Musa:
1.    Taurat Tertulis, yang kemudian biasa disebut Taurat saja, Torah, atau Tanakh, yang berisi Lima Kitab Nabi Musa : Genesis (Kejadian), Eksodus (Keluaran), Leviticus (Imamat), Numbers (Bilangan), dan Deuteronomy (Ulangan).
Terkadang istilah Tanakh atau Taurat Tertulis juga dipakai untuk menyebut keseluruhan bagian yang biasa disebut oleh orang Kristen sebagai Perjanjian Lama (The Old Testament), dan merupakan Bible bagi orang Yahudi (Jewish Bible). Mereka meyakini bahwa Tanakh merupakan firman Allah yang didiktekan kepada Nabi Musa lalu Musa menuliskannya dalam dua buah lempeng batu, dan hal itu terjadi saat Nabi Musa menemui Allah di Bukit Sinai selama empat puluh hari empat puluh malam. Dan, Nabi Musa menerima pendiktean wahyu itu dua kali, karena – menurut mereka – Nabi Musa telah memecahkan kedua lempeng batu yang diterima kali pertama saat marah melihat umatnya ternyata menyembah patung lembu dari emas. Sehingga, ia terpaksa mengambil lempengan batu dan menuliskan wahyu lagi untuk kedua kalinya.
Adapun, isi Tanakh (Jewish Bible) secara keseluruhan adalah sebagai berikut :
a.    Torah (Taurat) :
-  Bereishith (In the beginning) (Genesis)
-  Shemoth (The names) (Exodus)
-  Vayiqra (And He called) (Leviticus)
-  Bamidbar (In the wilderness) (Numbers)
-  Devarim (The words) (Deuteronomy)
b.    Neniim (Nabi-nabi) :
-  Yehoshua (Joshua)
-  Shoftim (Judges)
-  Shmuel (I &II Samuel)
-  Melakhim (I & II Kings)
-  Yeshayah (Isaiah)
-  Yirmyah (Jeremiah)
-  Yechezqel (Ezekiel)
-  The Twelve (treated as one book)
-  Hoshea (Hosea)
-  Yoel (Joel)
-  Amos
-  Ovadyah (Obadiah)
-  Yonah (Jonah)
-  Mikhah (Micah)
-  Nachum
-  Chavaqquq (Habbakkuk)
-  Tzefanyah (Zephaniah)
-  Chaggai
-  Zekharyah (Zechariah)
-  Malakhi
c.  Ketubim(Kitab-kitab):
-  Tehillim (Psalms)
-  Mishlei (Proverbs)
-  Iyov (Job)
-  Shir Ha-Shirim (Song of Songs)
-  Ruth
-  Eikhah (Lamentations)
-  Qoheleth (the author's name) (Ecclesiastes)
-  Esther
-  Daniel
-  Ezra & Nechemyah (Nehemiah) (treated as one book)
-  Divrei Ha-Yamim (The words of the days) (Chronicles)
Perjanjian lama itu terdiri dari lima bab yang diberi nama Pentateuchus, dan kelima babnya itu masing-masing:
-  Kitab kejadian
-  Kitab keluaran
-  Kitab imamat
-  Kitab bilangan
-  Kitab ulangan
2.    Taurat Lisan – yang biasa disebut sebagai Talmud.
Secara singkat dapat dikatakan, orang Yahudi meyakini bahwa Talmud merupakan penjelasan atau perincian atas Taurat (Tanakh). Adapun Talmud sendiri terdiri atas dua komponen:
a.    Mishnah, yang merupakan versi utama karena ditransmisikan turun temurun secara lisan dari Nabi Musa ke Nabi Joshua, lalu ke Para Tua-tua, lalu ke Para Nabi-nabi, sampai pada Generasi Great Assembly yang dipimpin oleh Ezra, yakni sampai abad kedua Masehi.
b.    Gemara, yang merupakan versi analisis atau pelengkap atau komplemen atau komentar atas Mishnah, karena baru muncul dengan versi yang berbeda-beda pasca generasi Great Assembly (abad kedua Masehi). Kumpulan Mishnah dan Gemara itulah yang kemudian disebut sebagai Talmud. Ada dua versi Talmud akibat perbedaan isi Gemara yang ada pada masing-masing dari keduanya, yakni:
-      Talmud Jerussalem, yang dikodifikasikan pada abad ketiga Masehi.
-      Talmud Babilonia, yang dikodifikasikan pada abad kelima Masehi.[14]

E.  Madzhab-Madzhab atau Sekte-Sekte dalam Agama Yahudi
Dilihat dari segi kepercayaan dalam menafsirkan kitab sucinya yang menjadi pegangan mereka, maka orang Yahudi terpecah belah menjadi tiga golongan:
1.    Rabbaniyun, yaitu golongan yang mengambil apa adanya dari kitab Talmud, dan mengakui bahwa Baitul Maqdis yang sudah rusak, dan telah diperbaiki kembali sama sucinya dengan Baitul Maqdis yang dahulu.
2.    Al Qurra’, yaitu golongan yang tidak mau mensucikan Baitul Maqdis itu kecuali yang pertama dahulu, dan mereka tidak mengetahui adanya kitab Talmud. Mereka tetap berpegang pada Taurat saja.
3.    Samurah, yaitu golongan orang Parsi yang masuk agama Yahudi. Mereka berada di Syam. Mereka mengatakan bahwa Taurat yang di tangan orang Yahudi itu bukanlah Taurat yang diturunkan pada Nabi Musa. Kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa itu adalah kitab Taurat yang berada ditangan golongan Samurah.[15]
Selain itu, dalam cara memahami kitab suci mereka, orang Yahudi terpecah belah menjadi tiga golongan pula, yaitu:
1.    Al Farusyin, golongan ini hampir sama dengan golongan Mu’tazilah dalam Islam. Mereka menafsirkan segala isi Taurat, mengikuti cara penafsiran ahli filsafah yang terdahulu dari pada mereka.
2.    As Shaduqi, golongan ini berpegang pada nash Taurat, dan segala perkataan Allah yang ada dalam Taurat. Mereka tidak mengakui segala faham dan tafsiran yang tidak ada pada Taurat.
3.    Asy Syalha, golongan ini mementingkan menjalankan ibadah-ibadah terhadap Tuhan, dan berpegang kepada apa yang lebih penting dan lebih selamat terhadap agama.[16]

F.   Doktrin-Doktrin yang Dikembangkan
Telah diketahui bersama bahwa kitab suci pedoman agama Yahudi ialah kitab Taurat. Di dalam kitab Taurat itu terdapat beberapa doktrin terkait ajaran agama Yahudi, yang utama ialah amar yang sepuluh (wasiat sepuluh).[17] Wasiat yang sepuluh itu dapat kita baca dalam perjanjian lama, Kitab Ulangan fasal 20 ayat: 1-17. Ringkasnya adalah sebagai berikut:
1.    Janganlah kamu menyembah selain kepada Allah.
2.    Janganlah kamu menyembah berhala.
3.    Janganlah menyebut nama Allah dengan bermain-main (bersenda-gurau).
4.    Hendaklah memuliakan hari Sabtu.
5.    Hendaklah memuliakan ayah dan ibu.
6.    Janganlah membunuh sesama manusia.
7.    Janganlah berzina.
8.    Janganlah mencuri.
9.    Janganlah bersaksi palsu.
10.     Jangan menginginkan istri dan hak milik orang lain.
Selain itu ada beberapa doktrin agama Yahudi terhadap umat selain Yahudi, di antaranya[18]:
1.    “Hanya orang Yahudi yang manusia, sedangkan orang-orang non Yahudi bukanlah manusia, melainkan binatang” (Kerithuth 6b hal.78, Jebhammoth 61a)
2.    “Orang-orang non-Yahudi diciptakan sebagai budak untuk melayani orang-orang Yahudi” (Midrasch Talpioth 225)
3.    “Jika seorang Yahudi membunuh seorang Cuthea, tidak ada hukuman mati. Apa yang dicuri oleh seorang Yahudi boleh dimilikinya” (Sanhedrin 57a)
4.    “Orang-orang non-Yahudi harus dijauhi, bahkan lebih dari pada babi yang sakit” (Orach Chalim 57,6a)
5.    “Jika dua orang Yahudi menipu orang non Yahudi, mereka harus membagi keuntungan” (Choschen Ham 183,7)
6.    “Setiap orang Yahudi boleh menggunakan kebohongan dan sumpah palsu untuk membawa seorang non- Yahudi kepada kejatuhan” (Bhaba Kama 113a)
7.    “Orang Yahudi boleh mengeksploitasi kesalahan orang non-Yahudi dan menipunya” (Talmud IV/3/54)
8.    “Orang Yahudi boleh mempraktekkan riba terhadap orang non-Yahudi” ((Talmud IV/2/70)
9.    Ketaatan mutlak kepada para rabbi (pendeta Yahudi, pen.) sebagai pemegang otoritas tafsir Talmud : “Barangsiapa tidak taat kepada rabbi, mereka akan dihukum dengan cara dijerang dalam kotoran manusia yang mendidih di neraka” (Erubin 2b)
10.     Boleh melakukan kejahatan asal tidak dikenali sebagai Yahudi : “Bilamana seorang Yahudi tergoda untuk melakukan kejahatan (zina?), maka hendaklah ia pergi ke suatu kota dimana ia tidak dikenal orang dan lakukanlah kejahatan itu disana” ( Moed Kattan 17a)




























BAB III
PRAKTEK KEAGAMAAN DALAM AGAMA YAHUDI

A.  Ritual Keagamaan dalam Agama Yahudi
Di dalam agama Yahudi terdapat berbagai ibadat dan upacara agama, di antaranya ialah[19]:
1.    Sembahyang dan do’a.
2.    Puasa.
3.    Qurban.
4.    Memberikan hasil pertanian.
5.    Berkhitan.
6.    Pencucian dan sebagainya.
1.    Sembahyang dan do’a:
Sembahyang dan do’a adalah di antara ibadat agama Yahudi yang amat penting, dan biasa mereka lakukan dengan berjama’ah. Sembahyang dan berdo’a mereka lakukan tiga kali sehari. Pertama di pagi hari sekitar jam sembilan, kedua pada tengah hari, dan ketiga di sore hari kira-kira jam tiga. Waktu berdo’a mereka mengangkat kedua belah tangannya dengan bertadah, dan adakalanya mereka bersujud dengan mukanya tersungkur ke bumi.[20]
Tempat sembahyang: Ketika berada di negeri Mesir, sebelum turun kitab Taurat, orang-orang Israil bersembahyang di rumah mereka masing-masing atau di suatu tempat yang khusus untuk bersama. Setelah berada di Gurun Sinai, setelah turunnya kitab Taurat, mereka bersembahyang di dalam khaimah besar yang khusus untuk bersembahyang, luasnya kira-kira 100 x 50 hasta (32 x 16 meter). Khaimah itu mereka bawa kemana saja mereka pergi.[21]
Di zaman Nabi Sulaiman memerintah, setelah Baitul Maqdis selesai didirikan oleh beliau, tempat sembahyang sudah di tukar dengan Baitul Muqaddas (rumah suci), tidak lagi mempergunakan khaimah untuk tempat sembahyang.[22]
Di perkampungan-perkampungan yang jauh dari kota, bangsa Yahudi mendirikan sinagog-sinagog, yaitu mushalla-mushalla untuk tempat mengjarkan agama. Dalam sembahyang mereka menghadapkan wajah ke Baitul Muqaddas di Palestina, itu sebagai kiblat mereka. Dan yang ditunjuk sebagai imam selamanya ialah turunan Lewi (Imam Besar).[23]
2.    Puasa:
Ibadah puasa memang salah satu ibadah yang telah diwajibkan oleh Allah kepada umat sebelum umat Nabi Muhammad saw. Jadi umat Yahudi pada hakekatnya sudah dikenakan kewajiban berpuasa berdasarkan ajaran dan perintah Allah yang telah disampaikan kepada Nabi Musa untuk diamalkan oleh umatnya. Tetapi pelaksanaan kewajiban puasa oleh umat Yahudi kelihatannya tidak lebih dari pada peringatan-peringatan terhadap peristiwa-peristiwa yang menimpa mereka, baik peristiwa suka maupun peristiwa duka.[24]
Puasa umat Yahudi di mulai pada waktu fajar menyingsing sampai kelihatan tiga buah bintang yang pertama terbit pada senja hari yang bersangkutan.[25]
3.    Qurban:
Ada dua macam korban bagi penganut agama Yahudi, yaitu[26]:
a.    Korban pengampunan, yaitu:
1)   Korban yang dilakukan oleh para imam pada hari pengampunan besar untuk menebus dosa.
2)   Korban kesalahan, yaitu yang dilakukan karena seseorang sudah berbuat kesalahan misalnya mencuri dan lain sebagainya. setelah meminta maaf atas kesalahannya, kemudian mereka berkurban.
b.    Korban kebaktian sebagai tanda syukur atas nikmat dan karunia yang diperoleh seseorang, yaitu sejenis nadzar. Termasuk juga dalam hal ini korban secara sukarela.



4.    Memberikan hasil pertanian.
Diwajibkan bagi umat Yahudi untuk mempersembahkan sepersepuluh dari hasil pertanian apa saja yang ditanam. Begitu juga hasil peternakan: anak lembu, kambing atau domba.[27]
Hasil persepuluhan itu boleh juga dikumpulkan lebih dahulu tiap tiga tahun lalu dipersembahkan kepada Lewi (para imam), orang yang dalam perjalanan (ibnu sabil), yatim piatu, fakir miskin, dan perempuan janda (kitab Ulangan 14: 22-29).[28]
5.    Berkhitan.
Mengkhitankan anak laki-laki adalah suatu kewajiban dalam agama Yahudi; yang dilakukan pada hari kedelapan dari kelahiran anak itu. Seperti tersebut dalam kitab Imamat 12:3. Pada hari yang kedelapan juga anak itu diberi nama. Orang asing yang hendak masuk agama Yahudi atau anggota bangsa Israil dapat diterima jika ia telah dikhitan.[29]
6.    Hari-hari suci.
Dalam agama Yahudi waktu ketujuh adalah waktu yang suci[30], di antaranya:
a.    Hari Sabtu (hari Sabat) dianggap suci, karena ia hari yang ke tujuh. Pada hari itu semua pekerjaan harus dihentikan, tidak boleh bekerja. Pada hari itu pula diadakan perhimpunan suci.
b.    Bulan ke tujuh dimana diadakan perayaan hari Pengampunan besar. Hari pertama dari bulan ke tujuh dimuliakan.
c.    Tahun ke tujuh dinamakan tahun Sabat. Selama tahun itu piutang tidak boleh ditagih dan tanah pun tidak boleh dikerjakan. (kitab Ulangan 15: 1-2)

B.  Upacara-Upacara Keagamaan
1.    Upacara Paskah
Bagi umat Yahudi, paskah merupakan hari raya yang dipestakan untuk merayakan pembebasan orang-orang Israel dari perbudakan di Mesir. Permulaan perayaan adalah pada waktu sore, hari ke-14 bulan Nissan atau bulan pertama penanggalan keagamaan yaitu bulan Maret-April dan upacara Paskah ini berlangsung selama 7 hari. Pada petang hari pertama diadakan penyembelihan kurban domba muda. Daging kurban itu harus habis pada petang itu juga, tidak boleh bermalam. Pada hari ketujuh dari hari Paskah semua orang harus beristirahat, tidak boleh bekerja. (kitab Ulangan 16: 1-8)[31]
Hanya roti tanpa ragi yang boleh dimakan selama 7 hari Paskah itu sebagai peringatan peristiwa-peristiwa yang ketika tergesa-gesa meninggalkan Mesir, tidak mempunyai waktu lagi untuk meragikan roti  mereka. Paskah ini juga dirayakan oleh gereja dengan makna lain, yaitu memperingati kebangkitan Yesus Kritus yang jatuh pada tanggal antara 22 Maret – 25 April tiap tahun.[32]
2.    Upacara Pentakosta
Pentakosta merupakan upacara perayaan hari kelima puluh setelah hari paskah atau dapat dibilang sebagai hari sesudah tujuh kali jum’at atau tujuh minggu yang menandakan permulaan masa panen di Palestina. Dalam kitab suci disebut Pesta minggu-minggu, pesta panenan, atau pesta hasil panen pertama. Pentakosta dikenal juga dengan ulang tahun pemberian taurat, segi ini ditegaskan dalam agama Yahudi modern.
Gereja merayakan pentakosta ini dalam minggu ke-7 sesudah Paskah, sesudah kebangkitan Yesus, yaitu hari ke-50 hari setelah Paskah Yahudi, pada waktu mana ia disalibkan, roh kudus turun di atas pengikut-pengikutnya. Maka pesta ini selalu dirayakan dengan khidmad oleh gereja sebagai pesta roh kudus.[33]
3.    Hari Raya Purim
Purim adalah jamak dari kata pur yang berarti undian. Hari raya ini diadakan pada tanggal 14 dan 15 bulan Adar (Maret), sebagai tanda bersyukur pulang kembali dari pembuangan Babilon.[34]
4.    Hari Raya Pembebasan Bait Suci (Pemulihan Baitul Muqaddas)
Hari raya ini diadakan setiap tanggal 25 bulan Kislev (Desember) untuk memperingati Bait suci  yang dibangun oleh Yahudi pada tahun 165 sebelum Masehi dan dihancurkan oleh pasukan Assyur.
5.    Hari Penebusan Dosa
Salah satu hari penting yang lebih bernilai rohaniah bagi umat Yahudi, adalah hari Penebusan Dosa. Dalam bahasa Ibrani hari Penebusan Dosa disebut Yom Kippur. Hari merupakan hari yang paling dirahmatkan mereka. Hari ini jatuh pada sekitar akhir bulan ke-6 atau awal bulan ke-7 setiap tahun. Hari puasa dan sembahyang untuk pengampunan dosa yang dilakukan selama satu tahun yang lampau. Pada hari ini, orang-orang berkunjung kepada keluarganya, sahabat-sahabat, dan tetangga-tetangganya untuk saling maaf-memaafkan dosa masing-masing. Dalam Islam hari raya ini bisa disebut hari raya Idul Fitri.[35]
6.    Hari Perdamaian Besar
Hari ini jatuh pada hari ke-10 bulan oktober. Hari ini adalah hari penghentian penuh. Semua umat Yahudi harus berpuasa sebagai tanda penyesalan atas dosa mereka. Pada hari inilah imam besar mengadakan perdamaian karena dosa para imam dan segenap bangsa Israel.
Pagi-pagi sekali ia harus mandi dan berpakaian linen. Para imam mengambil seekor lembu muda untuk korban penghapus dosa dan domba jantan sebagai korban bakaran dan bagi rakyat dua ekor kambing jantan untuk korban penghapus dosa dan seekor domba jantan sebagai korban bakaran.

C.  Tempat-Tempat Suci
Bumi Palestina yang  Yerussalem sebagai pusatnya agama Yahudi merupakan tempat yang suci bagi umat Yahudi. Mereka yakin bumi Palestina ini dikhususkan Yahweh untuk umat Yahudi pilihannya saja. Maka mereka  menyebut Palestina dengan bumi yang suci dan Yerussalem sebagai tanah yang kudus.
Selain itu mereka juga mengenal dan mensucikan apa yang dinamakan mereka Kemah Suci. Kisah Kemah Suci ini dapat dilihat dalam kitab keluaran, mulai pasal 26. Kemah Suci adalah tempat suci terbuat dari kemah supaya mudah dibawa kemana-mana. Kemah Suci disebut juga dengan tempat kediaman atau kemah kesaksian, oleh karena itu undang-undang Yehovah tersimpan didalamnya. Kemah ini juga disebut kemah pertemuan, karena dalam kemah itu Yahweh bertemu dengan umatnya.[36]
Kemah suci dibuat menurut contoh yang diperlihatkan oleh Yahweh pada Musa di gurun Sinai dan dikerjakan oleh dua orang yang mendapat keahlian itu dari roh Yahweh. Orang itu adalah Bezaleel dan Aholiab. Semua bahaya merupakan persembahan dari orang Yahudi atau Israel secara suka rela. Berikut ini adalah gambar Kemah Suci:[37]
       http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/06/Secondtempleplan.jpg/300px-Secondtempleplan.jpg
Kemah Suci terdiri dari dua bagian, bangunan yang sebenarnya dan pelataran. Panjang bangunan ada 30 hasta, lebar 10 hasta dan tinggi 10 hasta. Dinding belakang dan samping terbuat dari kayu menaga yang terdapat di jazirah Sinai. Semuanya ada 48 papan yang panjang dan lebarnya 10 dan 1,5 hasta, 8 lebar papan merupakan dinding belakang dan masing-masing dinding samping terdiri dari 20 helai papan. Papan ini semuanya dibalut dengan emas dan beralas perak.[38]
Sebelah luar tiap-tiap papan ada tiga gelang tempat menusukkan kayu lintang, semuanya berbalut emas. Bangunan itu ditutup dengan kain penutup, dibawah sekali kain halus, kedua bulu kambing, yang ketiga dari kulit domba jantan yang diberi warna merah dan yang keempat dari kulit takhasy. Kemah ini disucikan karena bersejarah dan dibuat atas petunjuk Yahweh.
Orang-orang Yahudi mengenal tiga bait suci di Bukit Bait Suci di Yerussalem, yaitu:[39]
1.    Bait Suci Salomo yang didirikan oleh Sulaiman, dibangun sekitar abad ke-10 SM untuk menggantikan Kemah Suci. Bangunan ini dihancurkan oleh bangsa Babel di bawah Nebukadnezar pada tahun 586 SM.
2.    Bait Suci Kedua yang didirikan oleh Zerubabel. Dibangun setelah bangsa Yahudi kembali dari pembuangan di Babel, sekitar tahun 536 SM. Dibawah pimpinan Zerubabel mereka mendirikan bait suci bersama-sama juga dengan imam besar Yesua. Bait kedua ini selesai dibangun pada 12 Maret 515 SM.
3.    Bait Suci Herodes adalah perluasan dari Bait Suci Kedua termasuk renovasi atas seluruh Bukit Bait Suci. (Bangunan ini tidak disebut "Bait Suci Ketiga".) Herodes Agung memulai proyek perluasannya sekitar tahun 19 SM. Bangunan ini dihancurkan oleh pasukan-pasukan Romawi di bawah Kaisar Titus pada tahun 70 M. Namun sebagian sejarahwan menduga bahwa orang-orang Yahudi sendiri telah membakar Bait Suci Kedua agar tidak dicemari.

D.  Perbandingan dengan Agama Islam
Agama Yahudi dan Agama Islam merupakan agama samawi yaitu agama yang ajarannya diwahyukan oleh Tuhan kepada umat manusia melalui Rasulnya. Kedua agama ini mempunyai kesamaan dan perbedaan. Kesamaan kedua agama ini antara lain adalah sama-sama mempercayai bahwa Adam adalah manusia pertama dan nenek moyang seluruh manusia, Ibrahim adalah seorang Nabi, kitab suci Taurat sebagai wahyu Allah, menganggap Tuhan itu satu, tidak megakui Yesus sebagai Tuhan, kewajiban sunat pada laki-laki, dan larangan memakan daging babi.[40]
Sedangkan perbedaan antara kedua agama ini antara lain:[41]
1.         Dari aspek pemeluk agama:
Yahudi adalah agama tribal/kesukuan yang hanya bisa dianut oleh bangsa Yahudi. Agama ini tidak bisa disebarkan ke luar dari suku Yahudi. Oleh karena itu jumlahnya tidak berkembang. Hanya sekitar 14 juta pemeluknya di seluruh dunia. Sementara agama Islam karena disebarkan ke seluruh manusia dipeluk oleh milyaran pengikutnya di seluruh dunia.
2.         Dari aspek Ketuhanan:
Tuhan Yahudi disebut Yahweh yang merupakan bentuk ketiga tunggal ”Dia adalah” (He who is). Ada pun Tuhan dalam Islam disebut Allah yang merupakan bentuk tunggal dan tertentu dari Ilah (Sembahan/Tuhan). Dalam Al Qur’an surat Al Ikhlas dijelaskan tentang keEsaan Tuhan.
ö@è% uqèd ª!$# îymr& ÇÊÈ  
Artinya: “Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.”
3.         Dari masalah Isa (Yesus):
Kaum Yahudi tidak mengakui Yesus baik sebagai Tuhan atau pun sebagai Rasul. Bahkan mereka berusaha membunuh Yesus karena dianggap menyesatkan banyak orang. Sedangkan Islam menganggap Yesus bukan Tuhan, tapi hanya manusia biasa yang diangkat menjadi Nabi, menurut Islam Isa adalah Nabi yang menyeru manusia kepada Tauhid, yaitu menyembah hanya Satu Tuhan. Hal ini dijelaskan dalam QS. Al-Maidah ayat 117:
$tB àMù=è% öNçlm; žwÎ) !$tB ÓÍ_s?ósDr& ÿ¾ÏmÎ/ Èbr& (#rßç6ôã$# ©!$# În1u öNä3­/uur 4 àMZä.ur öNÍköŽn=tã #YÍky­ $¨B àMøBߊ öNÍkŽÏù ( $£Jn=sù ÓÍ_tGøŠ©ùuqs? |MYä. |MRr& |=Ï%§9$# öNÍköŽn=tã 4 |MRr&ur 4n?tã Èe@ä. &äóÓx« îÍky­ ÇÊÊÐÈ  
Artinya: “Aku (Isa) tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya Yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan Aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. dan Engkau adalah Maha menyaksikan atas segala sesuatu.”( QS. Al-Maidah ayat 117)
4.         Dari aspek Kitab suci
Kitab Suci Yahudi dikutip sebagai Perjanjian Lama. Bahasa Kitab Suci Yahudi sebagian besar bahasa Ibrani dengan sedikit Aramaic. Kitab Taurat telah mengalami perubahan, tidak asli lagi memuat wahyu yang disampaikan oleh malaikat Jibril dahulu kepada Isa Rasulnya. Sebaliknya Al Qur’an hanya ada satu versi yang dihafal oleh banyak orang dan masih murni dalam bahasa Arab sesuai bahasa Nabi Muhammad. Al-Qur’an merupakan kitab suci yang tidak lagi diragukan kebenarannya dan berisi petunjuk bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Hal ini sesuai dengan QS Al- Baqarah ayat 2:
y7Ï9ºsŒ Ü=»tGÅ6ø9$# Ÿw |=÷ƒu ¡ ÏmÏù ¡ Wèd z`ŠÉ)­FßJù=Ïj9 ÇËÈ  
Artinya: “Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa”( QS Al- Baqarah ayat 2).
Al Qur’an diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad. Oleh Nabi Muhammad disampaikan ke pengikutnya. Para pengikutnya ada yang menghafal, ada pula yang menulis di berbagai media (daun, tulang, kulit kambing/onta, dsb). Oleh pengikutnya Abu Bakar kemudian Al Qur’an dijadikan satu. Kemudian oleh sahabat Nabi Usman dijadikan satu buku berikut diberi tanda tulisan (panjang pendek, dsb) sehingga pengucapannya sesuai dengan aturan Bahasa Arab yang standar.
Itulah beberapa perbandingan antara agama Yahudi dengan Islam. Meski masih banyak lagi perbedaannya, namun ummat Islam dianjurkan untuk berhubungan sosial dengan baik selama mereka tidak menyerang/memusuhi ummat Islam. Meski dalam agama tak ada paksaan dalam beragama, namun ummat Islam tidak boleh mencampur-adukkan masalah aqidah/agama. Untukmu agamamu dan untukku agamaku. Demikian ajaran agama kita.
Dari ciri-ciri agama Islam yang telah disebutkan diatas, dapat dikatakan bahwa  agama Islam bukan hanya agama yang benar, tetapi juga agama yang sempurna. Dalam agama Islam, tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan manusia dan mengatur hubungan manusia dengan lingkungannya. Islam sebagai satu sistem yang mengatur hidup dan kehidupan manusia, Islam mengatur berbagai tata hubungan manusia.
Agama Islam adalah agama Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW untuk diteruskan ke seluruh umat manusia yang mengandung ketentuan-ketentuan keimanan (aqidah) dan ketentuan-ketentuan ibadah dan mu’amalah (syari’ah) yang menentukan proses berpikir, merasa dan berbuat, serta proses terbentuknya kata hati.[42] Islam adalah nama agama yang diberikan oleh Allah sendiri, sesuai dengan QS. Ali-Imraan ayat 19:
¨bÎ) šúïÏe$!$# yYÏã «!$# ÞO»n=óM}$# 3 ...
Artinya: “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali-Imraan ayat 19)
Sebagai seorang muslim dan muslimat, kita bersyukur memeluk agama Islam. Kesyukuran itu harus diikuti dengan mempelajari agama kita dengan baik dan benar, serta mengamalkan ajaran-ajarannya dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, selain itu kita juga harus menghargai pemeluk agama lain.













BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
1.    Asal-usul Agama Yahudi: Yahudi sebenarnya bukanlah nama suatu agama, tetapi nama suatu bangsa, yaitu bangsa Yahudi; yang biasa juga disebut bangsa Israel atau Ibrani. Bangsa Ibrani ini muncul pada masa Nabi Ibrahim, sedangkan bangsa israil/yahudi adalah cabang dari keturunan beliau. Bani Israil merupakan anak cucu Ya’kub yang hidup dan berkembang di negeri Mesir, yang jumlah manusianya telah mencapai tiga juta jiwa. Dan oleh karena banyak jumlahnya dan besar golongannya, maka bangsa Israil yang lain pun telah dibangsakan pula kepada yahuda dengan sebutan Yahudi.
2.    Pendiri Agama Yahudi: yang membawa agama Yahudi adalah Nabi Ibrahim beserta keturunannya. Putra Nabi Ibrahim (Nabi Ishak) merupakan nenek moyang agama Yahudi yang kemudian di lanjutkan oleh Nabi Ya’kub dan Nabi Musa yang membawa kitab Taurat.
3.    Sistem Ketuhanan: Yahudi menganggap Tuhan itu Satu. Tuhan Yahudi disebut Yahweh yang merupakan bentuk ketiga tunggal ”Dia adalah” (He who is). Konsep ketuhanan dalam agama Yahudi yakni percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan sepenuhnya melarang keras kepada perbuatan penyembahan berhala-berhala.
4.    Kitab-Kitab Suci: Taurat Tertulis, yang kemudian biasa disebut Taurat saja, Torah, atau Tanakh, yang berisi Lima Kitab Nabi Musa : Genesis (Kejadian), Eksodus (Keluaran), Leviticus (Imamat), Numbers (Bilangan), dan Deuteronomy (Ulangan). Taurat Lisan – yang biasa disebut sebagai Talmud.
5.    Madzhab-Madzhabnya:
- Dalam menafsirkan kitab suci:
1.      Rabbaniyun
2.      Al Qurra’
3.      Samurah
- Dalam cara memahami kitab suci:
1.      Al Farusyin
2.      As Shaduqi
3.      Asy Syalha
6.    Doktrin-Doktrinnya:
a.       Janganlah kamu menyembah selain kepada Allah.
  1. Janganlah kamu menyembah berhala.
  2. Janganlah menyebut nama Allah dengan bermain-main (bersenda-gurau).
  3. Hendaklah memuliakan hari Sabtu.
  4. Hendaklah memuliakan ayah dan ibu.
  5. Janganlah membunuh sesama manusia.
  6. Janganlah berzina.
  7. Janganlah mencuri.
  8. Janganlah bersaksi palsu.
  9. Jangan menginginkan istri dan hak milik orang lain.
7.    Ritual Keagamaan Agama Yahudi: Sembahyang dan do’a, Puasa, Qurban, Memberikan hasil pertanian, Berkhitan, Pencucian dan sebagainya.
8.    Upacara-upacara Keagamaan: Upacara Paskah, Upacara Pentakosta, Hari Raya Purim, Hari Perdamaian Besar Hari Penebusan Dosa, dan Hari Raya Pembebasan Bait Suci (Pemulihan Baitul Muqaddas).
9.    Tempat-Tempat Suci: Kemah Suci, Bait Suci Salomo, Bait Suci Kedua, Bait Suci Herodes
10.    Bandingan dengan Islam:
a.    Kesamaan kedua agama ini antara lain: sama-sama mempercayai bahwa Adam adalah manusia pertama dan nenek moyang seluruh manusia, Ibrahim adalah seorang Nabi, kitab suci Taurat sebagai wahyu Allah, menganggap Tuhan itu satu, tidak megakui Yesus sebagai Tuhan, kewajiban sunat pada laki-laki, dan larangan memakan daging babi.
b.    Perbedaan kedua agama ini antara lain: Dari aspek Kitab suci, dari aspek Ketuhanan, dari masalah Isa (Yesus), dari aspek pemeluk agama, dari aspek pemeluk agama.






[1] Agus Hakim, 2006, Perbandingan Agama, Bandung: CV Penerbit Diponegoro. Hal: 38.
[2] Ibid.
[3] Ibid.
[4] Ibid. Hal: 2
[5] Al-Qur’an in Word Software.
[6] Agus Hakim, op, cit., Hal: 39
[7] Ibid. Hal: 40
[8] Ibid.
[9] Burhanuddin Daya, op, cit., Hal: 34
[10] Ibid.
[11] Ibid. Hal: 34-35 (lihat Mohd Fauzi bin H. Awang, Ugama-Ugama Dunia, Pustaka Aman Press, Malaysia, 1971, Hal. 130)
[12] Ibid.
[13] Agung. Konsep Ketuhanan Agama Yahudi. Di akses 27 September 2011
[14] Abdur Rosyid. Mengenal Kitab Suci Agama Yahudi (www.google.co.id), diakses pada 28 September 2011
[15] Rifai, Muhammad. 1974. Perbandingan Agama. Jakarta: PT. Jaya Murni, Hal 44
[16] Ibid., Hal 45
[17] Agus Hakim, Perbandingan Agama (Bandung: Diponegoro, 2006), hal. 53-54.
[18] Doktrin Agama Yahudi untuk Umat selain Yahudi (http://www.google.com, diakses 29 September 2011).
[19] Agus Hakim, Perbandingan Agama (Bandung: Diponegoro, 2006), hal. 54.
[20] Mohammad Rifa’i, Perbandingan Agama (Jakarta: PT. Jayamurni, 1974), hal. 42.
[21] Agus Hakim, Perbandingan Agama (Bandung: Diponegoro, 2006), hal. 54.
[22] Ibid, hal. 55.
[23] Ibid.
[24] Burhanuddin Daya, Agama Yahudi (Yogyakarta: PT. Bagus Arafah, 1982), hal. 176.
[25] Ibid.
[26] Mohammad Rifa’i, Perbandingan Agama (Jakarta: PT. Jayamurni, 1974), hal. 43.
[27] Agus Hakim, Perbandingan Agama (Bandung: Diponegoro, 2006), hal. 57.
[28] Ibid.
[29] Agus Hakim, Perbandingan Agama (Bandung: Diponegoro, 2006), hal. 57.
[30] Agus Hakim, op.cit, hal. 58.
[31] Ibid, hal. 58.
[33] Ibid
[34] Burhanuddin Daya,  Agama Yahudi (Yogyakarta: PT Bagus Arafah, 1982), hlm. 183
[35] Ibid, hlm. 182
[36] Ibid, hlm. 184
[38] Burhanuddin Daya,  Agama Yahudi (Yogyakarta: PT Bagus Arafah, 1982), hlm. 186
[41] Ibid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

GALERI

Photobucket