Ketika Ku Mau
Yang jatuh pada sepasang bola
Mempertemukan perasaan
Pada sebuah pawiyatan
Tak perlu suryakanta yang buktikan
Segenap keindahan yang tiba-tiba datang
Seolah kau kagumi sejuta melati
Mekar berhamburan
Berformasi membentuk mahkota suci
Menghembuskan fibrasi bulir-bulir aroma kehidupan
Ku mau bermusuhan terhadap masa
Ingin menghalanginya berjalan
Sebab tak ingin aroma itu terlewatkan
Walau sedetik saja
Ya!
Tak perlu minyak kesturi untuknya
Sebab wanginya melebihi wangi dunia
Ia membawakan cahaya yang memusnahkan buta
Buta akan hati, buta akan jiwa
Maka,
Tak henti ku merajut syukur
Atas kesempatan menikmati aroma
Bangku jendela dunia
Di segenap semesta
Di segenap semesta
Kini ia di genggaman
Kan kuikat, kupertahankan
Sebab di sekitarkulah kegelapan
Tak kan kubiarkan cahayanya padam
Penyanggaku dalam melangkah
Menapaki tiap jengkal
Tangga kehidupan
Ke puncak tertinggi
Hingga ku bisa menggenggam matahari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar